Konseling multikultural tidak mengabaikan pendekatan tradisional yang
monokultur, melainkan mengintegrasikannya dengan perspektif budaya beragam
(Rakhmat, 2008), tujuannya adalah memperkaya teori dan metode konseling yang
sesuai dengan konteks. It is important to understand that also the emergence of
multicultural thinking in various sciences and helping professions can be understood as a
part of more general developmental trends in our societies -- without forgetting that new
ideas always need individuals who are willing to commit themselves to presenting and
facilitating the new ideas with enthusiasm and persistence. (Launikari and Puukari, 2005).
Berkembangnya konseling multikultural dikarenakan kebutuhan masyarakat yang
beragam, dan masyarakat Indonesia yang hidup dalam keberagaman budaya, suku
agama dan sosial ekonomi. Gagasan baru selalu membutuhkan individu individu