Mohon tunggu...
Jaysen E. Thiadi
Jaysen E. Thiadi Mohon Tunggu... Freelancer - Pelajar perenial

gemar membaca dan menulis berbagai macam tulisan, bereksperimen dengan bahasa dan tulisan untuk menghasilkan suatu karya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Rekuiem

18 Agustus 2024   17:30 Diperbarui: 18 Agustus 2024   17:51 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku mencoba menelan ludah. Mencoba membendungnya agar tidak keluar dari kekangannya. 

Kita sudah menunggu lama untuk ini.

Ini harapan kita berdua. Aku harus tangguh menghadapinya.

Untukmu … dan untukku.

Lagu ini, yang kudengar sekarang, tidak, yang kurasakan sekarang, kudedikasikan kepada kematianmu.

Doakan, di mana pun kamu berada sekarang setelah kubunuh penuh tangisan, dunia dewasa ini tidak sekeji kata orang.

Karena di sinilah aku akan mulai tinggal, dan di sini pula aku akan beristirahat selamanya, dan ketika saat itu datang, aku akan memimpikanmu, supaya kita dapat sekali lagi tertawa, melakukan hal-hal gila, dan menangis, bersama.

Sampai jumpa, masa kecilku, beristirahatlah dengan tenang sampai kita ditemukan kembali.

Vita nostra brevis est … Brevi finietur …

---

Jaysen Ekajuve Thiadi, un homme de lettres

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun