Mohon tunggu...
IBM Jaya Martha
IBM Jaya Martha Mohon Tunggu... Insinyur - Mardi Siwi

Masa lalu biar berlalu, masa depanpun belumlah pasti, selalu bersyukur masih bisa bergembira hari ini ...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pedanda Baka

30 Oktober 2021   17:03 Diperbarui: 30 Oktober 2021   17:18 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Engkau para ikan-ikan dan Pedanda tidak memiliki perasaan curiga, apa yang dikatakankan si pedanda Baka selalu dipercayai oleh ikan-ikan. 

Mendengarkan ceramah para ikan-ikan hatinya selalu berbunga-bunga, sedikitpun tidak curiga apalagi bahaya yang akan terjadi, itu tidak pernah terlintas di pikiran para penghuni kolam Kumudawati. 

Para penghuni telaga makin banyak bersukaria dipermukaan air kolam, hatinya si Pedanda Baka sungguh sangat bahagia menyaksikan para ikan demikian, dan dalam hatinya berkata daya tipuku akan berhasil. 

Erangan tangis tiba-tiba didengar oleh para ikan, Pedanda Baka dengan penampilan yang sangat meyakinkan bertengger di pinggir kolam di pohon Sindura, menangis terisak-isak badannya bergetar, seolah-olah menangisi nasib yang akan menimpa para ikan-ikan. 

Kaget dan heran para ikan-ikan, mendengar tangisan si burung Bangau (Pedanda Baka).
*
Semua mendekat menuju tepi telaga dan mendekatkan diri di kakinya si Burung Bangau (Pedanda Baka), seraya bertanya- tanya kok si Burung Bangau (Pedanda Baka), tiba-tiba sangat berduka.  

Akhirnya setelah para ikan datang mendekati, lalu si Burung Bangau (Pedanda Baka), seperti mengigau menahan sakit, air matanya sangat deras membasahi pipinya. 

Mengeluarkan suara terbata-bata serta parau dan serak : "Aduh "Bapa" (Aku) tidak sampai hati dan terlalu sedih dengan keadaan anakku (ikan-ikan) di sini. 

Pedih hati  "Bapa" (Aku), baru saja kalian memperoleh kesejahteraan dan kebahagiaan, menikmati kesuburan, sekeluarga, anak, istri, suami, rukun berkeluarga tidak kurang sandang pangan yang bergizi. 

Untuk itu semua, Bapa (Pedanda Baka) sebenarnya bangga, ikut menikmati kebahagiaan cening (anak ikan-ikan) di sini, karena cinta kasih Bapa (Pedanda Baka) berteman atau bersahabat. Rintihan pedanda baka makin mengeras, kembali dia berkata, "tadi Bapa mendengar berita para pengail atau penagkap ikan akan datang ke sini untuk mengambil segala isinya yakni saudara-saudara ikan".
*
Jaring dan perlengkapan penangkap ikan seperti panah dan racun, sudah disiapkan, untuk menangkap semua ikan yang ada disini tanpa terkecuali, mereka akan datang tiga hari lagi. 

Alangkah pedih hati Bapa (Pedanda Baka) tidak rela, manakala engkau akan di racun atau dipanggang sehingga pasti kalian menjadi kesakitan. 

Keluarga engkau (ikan-ikan) akan mati oleh para penangkap ikan, mengambilnya dengan jaring atau jala serta menggunakan racun, Pedanda Baka berujar: "Kenapa Ida Sang Hyang Widhi tidak memberi perlindungan, memisahkan persahabatan yang telah lama terbina, dengan engkau semua di sini". 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun