Dengan perlahan ikan-ikan akhirnya mendatangi silih berganti tetapi si Pedanda Baka membiarkan lalu lalang begitu saja, dia tidak seperti biasanya yakni mabrata, artinya seperti pantang memakan ikan.
Entah apa yang menyebabkan, ikan-ikan melupakan tabiat lama Pedanda Baka yang memangsa keluarga mereka, mereka bertanya-tanya pada masing-masing ikan karena pedanda baka berubah 180 derajat jika dibandingkan dengan sebelumnya, yakni memperlihatkan diri dengan berprilaku baik atau suci dengan penglihatan yang sangat sayu.
Jika ikan bertanya, Pedanda Baka suaranya sangat manis dan lembut, dia bertanya kepada ikan-ikan: ' apakah nanda perlu tanyakan kepadaKu".
Aku sekarang menerapkan ajaran Tri Kaya Parisuda, berbeda dengan tingkah laku Bapa yang sudah lewat.
Yang sudah lewat, begitu besar kesalahan yang telah kulakukan, namun Bapa sudah didiksa (dwijati atau kelahiran kembali) ingin melebur dan menebus papa (kejelekan) yang dulu Bapa lakukan.
Aku sekarang mulai menjalani prilaku yang menuju jalan kebaikan dan kebenaran, ikan - ikan mendengarkan sangat terkejut dan terkagum-kagum kepada Pedanda Baka.
*
Mereka serempak berkata, "bahagia sekali jika benar demikian, seandainya ada kebaikan dan kebenaran si Ratu (Pedanda Baka) sudilah kiranya menuntun kami pada jalan kebenaran baik melalui meditasi atau konsentrasi pikiran.
Alhasil ikan-ikan berjanji, keutamaan si Pedanda Baka akan ditirunya dan ikan-ikan akan mengangkat si Pedanda Baka sebagai Dang Guru (pendidik atau pengajar yang baik), yang akan digunakan atau dipakai untuk meminta pendapat atau saran.
Rayuan Si Pedanda Baka membuat para ikan terlena, lalu dia tersenyum dan berkata halus lembut, "Jangan kamu sedih dan ragu, Bapa akan menyampaikan rahasia kehidupan ini, tujuannya adalah untuk mencapai tempat yang patut kita capai. Percayalah akan ajaran dharma atau kebaikan.
Tak perlu kalian menekuni Puja Sruti, begitu juga sastra weda, karena semua itu sudah dituangkan dalam ajaran-ajaranku.
Hilangkan keraguan, percayalah dengan ajaranku, jangan sampai terlupakan, tekuklah ujung lidahmu agar tepat dilangit-langit mulut, itu perwujudan ajaran kemoksaan, dan terhindar dari reinkarnasi ke mercapada (dunia).
Alangkah bahagian hati seluruh ikan dan sangat senang mengikutinya, karena memang awam dengan tattwa-suci (kebijaksanaan) yang Pedanda Baka sampaikan akan ditaati dan akan dilakukan oleh ikan-ikan.
*
Tak terasa, sudah banyak kita bertukar pikiran dan saling bercerita dan rasanya sudah cukup lama bersahabat dengan baik, ujar Pedanda Baka kepada ikan-ikan.