Mohon tunggu...
Ahmad Jayakardi
Ahmad Jayakardi Mohon Tunggu... pensiunan -

Kakek2 yang sudah males nulis..............

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pertemuan

7 Maret 2018   10:09 Diperbarui: 7 Maret 2018   12:44 953
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: dokumen pribadi

Ah kawan, ....... 

Di kepalaku lantas sadja terngiang njanjian Anna Mathovani tadi,......... aku ingin hidup s'ribu tahun lagi................

* Latar belakang cerita (dalam EYD):

Tahun 1961 Inggris, yang ingin meninggalkan jajahannya secara terhormat ingin membentuk Federasi Malaya (yang kemudian dikenal sebagai Malaysia), termasuk Sabah dan Serawak (meskipun akhirya Brunei dan Singapura memisahkan diri). Indonesia yang saat itu jadi pemimpin negara-negara nonblok menginginkan Sabah dan Serawak merdeka. Tapi jalan perundingan ternyata buntu.

Indonesia menyatakan perang lewat operasi Dwikora. Malaysia, jelas dibantu Inggris, Amerika Serikat dan Australia, versus Indonesia yang pede punya kekuatan udara dan laut terkuat di belahan bumi selatan serta jumlah penduduk yang luar biasa besar. Perang ini memporakporandakan ekonomi dan, diakui atau tidak, adalah salah satu pemicu peristiwa September 1965.

Tapi itu soal lain. Yg berkaitan di cerita ini hanyalah mobilisasi umum. Semua warga negara yang berusia 18-40 tahun ketika itu, harus ikut wajib militer dan harus siap diberangkatkan sebagai sukarelawan. Kapanpun dibutuhkan.

Cerita ini hanya fiksi. Bersetting tahun 1964-1965, di puncak masa konfrontasi. Jam malam, VW Karmann Ghia, Eka Sapta, Bing Slamet, Anna Mathovani. Kampus Salemba dan asrama Pegangsaan, Dan tentunya sistim kuliah di perguruan tinggi yang belum kenal dengan SKS (Sistim Kebut Semalam, yang baru diujicobakan di ITB, 1973). Kuliah masih menggunakan sistim judicium, ujian kenaikan tingkat seperti anak-anak SD, SMP dan SMA sekarang.

Hanya berusaha untuk sedikit memperhatikan detil........

Termasuk ejaannya.......

*ilustrasi dipinjam dari hak milik mbah Ukik, terimakasih......

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun