Mohon tunggu...
Jawani Eka Pyansahcilia
Jawani Eka Pyansahcilia Mohon Tunggu... Administrasi - Resensor Pemula

Seorang statistisi yang terjebak di dunia akuntansi, mencoba lari sejenak menjadi peresensi

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[Resensi Novel] Dokter Juga Manusia, lho

5 November 2018   01:11 Diperbarui: 5 November 2018   01:26 1854
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada juga dokter yang menangani pasien dan ternyata pasien tersebut adalah  kakeknya. Lalu, ada dokter yang memutuskan untuk berjihad di Gaza. Dan terakhir ada dokter yang telah sukses dalam karirnya sebagai dokter namun ada kejanggalan dalam hidup karena ibunya yang masih menyimpan kesedihan yang dibuat olehnya.

Novel ini hanya terdiri dari 20 bab, dimana setiap bab dikemas dengan cerita pendek yang mudah dipahami. Uniknya, ada diantara beberapa bab yang ceritanya saling terkait. Bukan hanya cerita yang berdiri sendiri. Tokoh-tokohnya pun ada yang muncul di dalam beberapa cerita.

Sudut pandang di dalam setiap cerita, ada yang sebagai orang pertama dan orang ketiga. Tapi keseluruhan cerita sengaja terlihat dari sudut pandang dokter, kecuali ada satu cerita yang dilihat dari sudut pandang pasien yaitu penulis utamanya, Asma Nadia. Namanya juga menceritakan apapun yang dilakukan dokter, latar tempatnya pun pasti yang berhubungan dengan dokter, yaitu Rumah Sakit. Namun, ada cerita seorang dokter yang baru selesai internship, kemudian mengaplikasikan ilmunya di tempat pengungsian untuk menolong korban banjir. Ssst, cerita dibagian ini sungguh menyedihkan karena dokter tersebut meninggal akibat terserang penyakit Leptospirosis.

Eh, apa itu Leptospirosis? Tenang, penjelasannya ada di novel ini kok. Tidak hanya istilah Leptospirosis saja yang ada di novel ini, tapi banyak banget istilah-istilah medis yang digunakan dalam novel ini. Kalau calon dokter atau calon tenaga medis lain mungkin tidak akan asing dengan istilah medis yang digunakan dalam novel ini. 

Namun, novel ini kan tidak hanya ditujukan untuk mereka saja, pembaca seperti aku (read: bukan dokter) pasti bingung dengan istilah-istilah tersebut. Untungnya, istilah-istilah tersebut diikuti penjelasannya juga. Baik menggunakan catatan kaki maupun langsung dijelaskan di dalam cerita. Tapi sayangnya, ada juga istilah yang luput untuk dijelaskan. Mungkin ini salah satu yang menjadi kekurangan dalam novel ini.

Oiya, pada bagian cerita dokter diatas, ada juga kesalahan yang membuat bingung pembaca.

"Selang sepuluh menit, ia sudah berjalan ke masjid" (hlm.16)

Realitanya jika dilihat dari kalimat diatas, yang berjalan ke masjid untuk sholat subuh biasanya laki-laki. Namun, dikalimat berikut ini;

"Dada gadis itu terasa sesak." (hlm.21)

Kalimat diatas juga menunjuk orang yang sama, dokter tersebut. Dari kedua kalimat diatas sempat membuat aku bingung. Dokter tersebut sebenarnya perempuan atau laki-laki?

"Sebagai lelaki, kamu sudah bisa jadi bapak orang" (hlm.24)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun