Mohon tunggu...
Penulis Senja
Penulis Senja Mohon Tunggu... Guru - Guru Honorer

Selamat Datang di Konten Blog saya, semoga dapat menghibur dan menginspirasi kalian semua. Silahkan tinggalkan jejak di kolom komentar untuk request cerpen, puisi, artikel atau yang lainnya. Terima kasih.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Di Balik Adzan Isya

21 Mei 2024   18:42 Diperbarui: 21 Mei 2024   19:23 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari-hari berlalu, dan Fahri terus menjalankan tugasnya dengan penuh semangat. Suatu malam, saat mengumandangkan adzan Isya, ia melihat seorang gadis muda berdiri di pintu masjid, menatapnya dengan penuh perhatian. Setelah sholat, gadis itu mendekati Fahri.

"Assalamualaikum, Mas Fahri. Namaku Hana," kata gadis itu dengan senyuman manis.

"Waalaikumsalam, Hana. Ada yang bisa saya bantu?" tanya Fahri dengan ramah.

Hana tersenyum lembut. "Saya hanya ingin mengucapkan terima kasih. Suara adzan Mas Fahri selalu membuat hati saya tenang. Terutama setelah kehilangan ibu beberapa bulan lalu, saya merasa sangat kesepian. Tapi suara adzan itu, entah bagaimana, memberi saya kekuatan."

Mendengar kisah Hana, Fahri merasa terharu. Ia mengerti perasaan kehilangan yang dirasakan Hana. "Hana, kehilangan memang berat. Tapi ingatlah, Allah selalu bersama kita. Setiap kali kamu mendengar adzan, ingatlah bahwa itu adalah panggilan untuk kita mendekat kepada-Nya dan mencari kekuatan dari-Nya."

Hana mengangguk, matanya berkaca-kaca. "Terima kasih, Mas Fahri. Saya akan ingat itu."

Malam itu, Fahri pulang dengan hati yang penuh kehangatan. Ia menyadari bahwa di balik setiap panggilan adzan yang ia kumandangkan, ada hati-hati yang terhubung, ada jiwa-jiwa yang dikuatkan. Tugasnya sebagai muadzin bukan hanya tentang menjalankan kewajiban, tetapi juga tentang menyebarkan cinta dan ketenangan.

Di balik adzan Isya yang merdu, tersembunyi kisah-kisah tentang iman, harapan, dan cinta yang tulus. Fahri, dengan keikhlasannya, telah menjadi jembatan yang menghubungkan hati-hati yang merindukan kedamaian. Suara adzan itu bukan hanya panggilan sholat, tetapi juga panggilan untuk selalu bersama, saling mendukung, dan mengingat bahwa kita tidak pernah sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun