Wahai kawanku, janganlah mudah berburuk sangka, jika kalian ingin membaca puisi ini, bacalah menggunakan hati yang bersih. Karena, disini anda akan membaca sebuah tulisan yang berantakan, maka dari itu, tatalah hatimu dengan menempatkan yang Esa pada kalbumu.
"Untuk Bagindaku"
Baginda yang mulia...
Tersurat kabar dalam sirah-sirah riwayatmu
Kehidupanmu mengajarkan artinya rasa syukur
Kesederhanaanmu mengajarkan artinya kedamaian
Kecerdasanmu mengajarkan artinya kekuatan iman
Baginda yang mulia...
Mengapa engkau tidak duduk di singgasana
Seperti singgasana Sulaiman dengan kemegahan istananya.
Baginda yang mulia...
Mengapa engkau tidak menggunakan baju keagunganmu
Seperti agungnya raja Firaun dan bala tentaranya.
Baginda yang mulia...
Aku takut jika semua pertanyaan itu aku ajukan padamu
Mungkin aku sudah dianggap tidak sopan oleh para Muhibbinmu
Mungkin aku sudah dikroyok oleh para Sahabatmu
Mungkin aku sudah dipenggal oleh para Ajudanmu
Mungkin aku sudah dirajam oleh para Pengikutmu.
Namun semua itu aku tanyakan demi rasa keingintahuan mengenal dirimu
Rasa kecintaanku pada dirimu
Rasa sayangnya dengan dirimu
aku takut jika orang lain memandang rendah dirimu
Mengapa bagindaku?
Sedikit demi sedikit akhirnya aku tersadar
nampaknya semua pertanyaan itu hanyalah sia-sia
Seolah aku hanya menambah dosa
Engkau tak pernah rendah walau direndahkan
Engkau tak pernah luka walau disakiti
Engkau tak pernah kecil walau dikucilkan
Engkau tak pernah kalah walaupun diperangi.
Karena sejatinya engkau, adalah insan yang mulia
Lebih mulia daripada gamis dan keagungan pemakainya
Lebih mulia daripada istana sulaiman yang lengkap dengan singgasana
Sangat jauh lebih gagah, agung, mulia, dan berkuasa, daripada Fir'aun dengan segelintir bala tentaranya.
Bahkan dalam suatu syair
Engaku adalah rajanya para raja
Cahaya diatas cahaya
Yang menerangi gelapnya kedzaliman dan kemungkaran
Yang menyebarkan nikmat iman dan manisnya islam
Yang mengentaskan penduduk dunia dari jurang kekafiran
Dan yang memberikan petunjuk berupa wahyu Al-Qur'an, As-Sunnah dan beribu makna yang masih belum diketemukan.
Siapa lagi jika bukan engkau wahai bagindaku?
Aku hanya memohon berikanlah cahaya syafaatmu
Berikanlah hujan berkahmu
Berikanlah terangnya langit-langit petunjukmu.
Ohhh bagindaku...
Aku sangat mengharap syafaatmu...
الهم صلى على سيدنا محمد و على علي سيدنا محمد
Jum'at 26 Agust 2022 M/ 28 Muharram 1444 H, Blitar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H