Rake Warak memerintah Medang hingga meninggal di tahun 827 M, dan digantikan putranya yang bernama Dyah Gula. Namun Dyah Gula hanya berkuasa beberapa bulan karena digantikan oleh Rake Garung pada 828 M.
Rake Garung ini dikatakan sebagai putra dari "Sang Lumah i Tuk" (yang meninggal didharmakan di Tuk). Kemungkinan besar tokoh ini adalah Rake Panaraban. Jadi dengan demikian antara Rake Warak dan Rake Garung masih terikat dengan hubungan persaudaraan, karena sama-sama ber-ayah Rakai Panaraban.
Berdasarkan pada prasasti Nalanda dan prasasti Wanua Tengah III, dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa cucu-cucu Rake Panangkaran menjadi raja di Suvarnabhumi (Sumatera) dan raja di Medang (Jawa). Â Balaputradewa menjadi raja secara bersamaan waktunya dengan dengan Rake Warak atau Rake Garung. Namun bagaimana hubungan antara mereka, tidak diketahui alurnya sebab bukti sejarah yang ada hanya menjelaskan bahwa mereka mempunyai kakek yang sama.
Sumber bacaan:
- Wikipedia
- Kemdikbud
- Balaputradewa, Wikipedia
- https://en.wikipedia.org/wiki/Shivagrha_inscription
- Risa Herdahita Putri, Orang Jawa Yang Bertahta Di Sumatera, Historia 15 Mei 2018.
- Anton O. Zakharov, THE SAILENDRAS RECONSIDERED Nalanda-Sriwijaya centre working paper series, no. 12, Aug 2012.
- Kusen, 1994. Raja-Raja Mataram Kuna Dari Sanjaya Sampai Balitung Sebuah Rekonstruksi Berdasarkan Prasasti Wanua Tengah III, Berkala Arkeologi, Edisi Khusus-1994.
podjok Pawon, Desember 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H