Mohon tunggu...
Jasmine
Jasmine Mohon Tunggu... Wiraswasta - Email : Justmine.qa@gmail.com

Just me, Jasmine, just a tiny dust in the wind

Selanjutnya

Tutup

Dongeng

Cerita Aneh dari Giriomote

19 Januari 2017   18:11 Diperbarui: 19 Januari 2017   18:17 517
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Lengkingan itu tak dapat kau terjemahkan sebagai tegur sapa. Kau lihatlah kemana belalai itu mengarah,” kata suara cempreng itu lagi. Kaukah itu Patt? Mengapa suaramu seperti panci rombeng?

Oh, jadi begitu rupanya. Bibi gajah tadi ternyata mengisyaratkan bahwa tujuanku telah dekat. Si Bibi memang punya daya ingatan yang sangat bisa diandalkan. Tak berselang lama pun, perjalananku telah mencium garis final.

Tadaa!! Sugeng rawuh wonten in Pertapan Pesepen.

Aku termangu menatap gerbang yang dikawal sepasang kepala Auroch. Bagaimana bisa kepala hewan bertanduk legendaris itu bisa menancap di rimba ini? Apakah lembu itu kabur dari tempat pembiakkannya di hutan purbakala Bialowieza? Bagaimana sapi ikonik itu bisa lolos dari cengkeraman keji Der Fuhrer?

“Cepat pencet belnya!” suara bernada perintah itu membangunkan ketermanguanku.

“Bel?” aku balik bertanya. TheQariners ini pasti sudah sama gilanya denganku. Mana ada bel di belantara aneh ini? Sinting!

“Itu, lonceng perunggu yang tergantung di leher Sang Lembu!” kata sesuara itu lagi.

Ah, lonceng itu. Aku pun tersenyum simpul. Olala, betapapun hebat legenda yang mengusungnya, ternyata itu tak mengubah takdir Auroch sebagai seekor lembu yang pasrah lehernya dikalungi lonceng bukannya emas berlian serenceng.

Lembut kuguncang lonceng itu. Loh? Tadinya ku berharap akan ada bunyi teng, teng, teng, namun nyatanya sepi, tak ada bunyi apapun. Maka kuguncang lagi dengan menambah sedikit tenaga.

“Berhentilah bermain-main dengan lonceng lembuku!” mendadak terdengar suara berat berkharisma yang menggema di seantero pertapaan. Bukan sesuara berisik yang selama ini memenuhi rongga kepalaku. Suara ini sarat magis yang sontak membuatku tersihir dan berjalan seperti robot memasuki area pertapaan.

Lima langkah melewati gerbang Auroch, aku dibuat tertegun oleh sosok yang... inconceivable large and tall. Betapa tidak? Lihat! Pertapaan itu berdiri dalam pelukan Sakishima Sappan, pohon kuno berusia ratusan tahun, tinggi menjulang besar dalam skala yang tak terbayangkan dengan penopang akar yang juga luar biasa besarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun