Mohon tunggu...
Jasmine
Jasmine Mohon Tunggu... Wiraswasta - Email : Justmine.qa@gmail.com

Just me, Jasmine, just a tiny dust in the wind

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Nyx...

21 Desember 2016   14:20 Diperbarui: 21 Desember 2016   15:02 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
[image:bonsaisgigantes.net]

Demikian penjabaran di awal paragraf yang menjorok agak ke dalam badan artikel majalah kenamaan itu. Sekali lagi, Todd-kah yang hendak kalian bahas? Ayolah, tidakkah itu berlebihan? Bukankah ia hanya seorang lelaki? Tak lebih? Mereka, atau si penulis artikel itu jelas tidak mengenal Todd dengan baik. Atau memang begitulah trik menulis atas nama oplah yang tidak diketahui Nyx.

[..Known for his interpretation of rustic Mediterranean cuisine, Chef Todd English expands his culinary borders to international flavor...bla bla bla..]

Bola mata Nyx membesar, nyaris menggelinding keluar usai membacanya. Dengan celemek selutut itu? Ups, orang-orang di kampung justru akan menganggapnya banci. Nyx tersenyum sumir sendiri. Ehh, tidak, sebab Todd tengah membalasnya dengan seringai menawan tak jauh darinya..di sana, di lembaran licin majalah itu. Ya-ya, Figs dan rotasi penuh kegemerlapannya mungkin tak pernah tahu seorang Todd dengan celemeknya yang lain..hmm, celemek bergambar karakter Pororo dengan rerenda peach berjumbai-jumbai di sepanjang sisi.

[He is a star renowned chef, restauranteur, author, enterpreneuer and TV personality...bla bla bla...]

Usai mengenang renda, Nyx urung tertawa. Ia jatuh iba. Sebab sederet label yang tersohor mengglobal itu tak berguna sama sekali di kampungnya yang bersistem teritorial kolot namun jelas dan tegas. Bila dapur adalah istananya  para wanita, maka ladanglah tempat para pria berbangga mandi keringat, beraroma sengat matahari di atas kolam lumpur nan pekat. Maka Todd dengan jubah putih prestisiusnya dan portofolio supernya itu takkan mengubah kekampungan apapun. Apesnya Todd, badut gila mungkin sebutannya di sana.

Sssshhh...!

Desis MRT membuyarkan fokus Nyx pada majalah yang telah gagal total menarik minat belinya itu. Ia bangkit dengan malas, terlalu malas hingga detik berikutnya gerbong-gerbong itu tahu-tahu telah melesat. Nyx pun mengalah dan terduduk lagi, batal menyiapkan kartu Octopus-nya. Lalu menimbang perlukah menginap di motel terdekat? Agar tak perlu ia bersitatap dengan pria teman tidurnya. Apa? Nyx menggeleng cepat dan tawanya pun tertahan demi melihat Todd dalam majalah itu seolah marah dengan alis menukik tajam, menentang pertimbangannya barusan.

Lima!

Sudah butir kelima yang Nyx telan. Biasanya sehari hanya sebutir, namun ini hari Anya memberinya lebih. Sekantung kecil, mungkin berisi 10-20 butir. Permen kenyal manis dalam warna-warni secerah pelangi itu perlahan-lahan mengaburkan pandang matanya. Dan ya, inipun sudah memasuki tahun kelimanya bekerja di negeri ini. Banyak hal telah terjadi, termasuk keajaiban yang memungkinkan Nyx tak tersentuh biro imigrasi, tinggal di lingkungan hebat yang bahkan bagi sebagian warga asli negeri ini tak menyanggupi. Mereka yang terperangkap dalam ‘caged dogs’ atau ‘wire cage home’.., sebuah ka-ka-kandang? Yup! kandang yang berharga HK$ 1500 namun sebuah kasur single pun nyaris tak muat. Jauh, jauh lebih layak kandang yang dimiliki si Puppa, Siberian Husky peliharaan Todd.

Ah, Todd lagi. Mengapa semua hal menghubungkannya dengan Todd? Karena kemarahannya itukah? Ya, ada apakah gerangan dengan Todd? Belum pernah terjadi Todd semurka ini. Pelanggan-pelanggan sombong dan bertingkah sudah banyak ditemui. Dan Chef Todd pemilik kerajaan Figs itu tak pernah peduli karena iapun bagian dari lingkaran society semacam itu. Hmm, mungkinkah sebab yang lain?

Nyx terkesiap. Getar selular itu menggelitik reseptor tangannya. Seberkas cahaya dan seraut wajah muncul bersamaan di layar datar. Nyx tertunduk layu menatap panggilan itu. Sejurus kemudian, karena terabaikan, selular itupun menawarkan pesan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun