Kesunyian itu mendadak terobek-robek oleh suara benda jatuh. Gelombang amplitudonya menjelajahi seluruh sudut dapur. Cengir geli musnah sekejap dari sudut bibir Nyx. Ia tergopoh-gopoh memungut biang kerok kegemparan itu, spatula yang genit menggelincir dari genggam tangannya. Seluruh staff terbangun lalu spontan mendaratkan pandangannya ke arah Nyx.
“And waht the f*ck do you think you are doing?! You! Who in the world do you think you are!”dari jauh telunjuk Todd menggantung, mengacung kaku dengan amunisi penuh mengancam. “You! You! You! Who the f*ck are you? Are you an illegal migrant worker from f*cking poor third world?!” Todd berjalan ngebut memburu Nyx, dimana ia tampak berupaya menciutkan tubuhnya di sudut walau Nyx juga tahu itu perkara percuma sebab Todd tetap dapat menemukan dirinya. Pasti ada chip GPS tertanam di mata dan otak penguasa Figs itu.
Beberapa staff serentak sigap. Mungkin khawatir Todd melayangkan tangan. Bahkan Anya pun tampak kesulitan mengendalikan diri. Ia berlari mengejar Todd. Dan Nyx..?? Semestinya Nyx sudah terkapar, dihardik sedemikian gahar. Anehnya Nyx sedikitpun tak nampak gentar. Perempuan berperawakan kurus-sedang itu bahkan melirik pun tidak! pada Todd sang Masterchef yang tengah menghukumnya dengan pandangan tajam mencincang. Nyx beranjak perlahan saja, santai mencuci spatula si biang onar. Lalu dengan tenang mengkaitkan si spatula di tempatnya. Kemudian melepas sarung tangan, celemek waterproof, dan terakhir menurunkan penutup kepala. Semua dilakukan setenang bayi dalam buaian inang. Bahkan setelah itu, Nyx lantas berlalu, melewati Todd, tanpa ber-Sorry Sir!
Begitu?
Ya, orang lain mungkin akan berdecak. Aku bahkan tergelitik ingin menambahkan unsur kata tak-acuh? Apatis? By omission? Pada sikap Nyx yang demikian itu. Nyx bukannya tak menyadari parade sorotan mata takjub, aneh, bingung, dari seluruh staff. Tapi, aah, sudahlah, begitu mungkin pikirnya. Toh sekian tahun inipun mereka telah melihat dan mencapnya sebagai pribadi pekerja yang misterius, penyendiri lagi sangat pelit bicara. Filipina? New Caledonia? Thailand? Vietnam? Indochina? Indonesia? Pada pertanyaan remeh temeh seperti itupun, jawaban Nyx cukup seutas senyum tipis. Biarlah mereka terus bermain tebak nama negara asalnya. Walau ya, adakalanya Nyx tergoda untuk menyebut nama dukuhnya yang tenang nun di bibir hutan gung liwang-liwung (lebat), yang pasti akan gagal mereka pahami.
Kemungkinan yang lain, Nyx meyakini bila chaos di dapur saat ini bukan sepenuhnya urusannya. Atau, boleh jadi sikap acuh Nyx didorong oleh pikiran sinting atau bodoh (?) tentang.. well, apapula yang perlu ditakuti dari seorang Todd? Sebab Nyx hanya takut pada api. Api yang telah menghitamkan wajahnya. Membuatnya tak cantik. Walau pujian datang bertubi-tubi, disinonimkan atau dikembar-siamkan bersama Iman Abdulmajid Bowie. Nyx tak peduli, tetap benci api meski bila ‘Nyx’ namanya itu bermakna bunga api, cahaya. Jadi, Todd dengan murkanya yang menurut orang horor, Nyx melihatnya serupa bodor. Kurasa ada sebab lain, tapi sepertinya Nyx belum mau bercerita terlalu jauh.
Lihat!
Waktu sudah bermarathon jauh dari jam pulang yang seharusnya. Dan sekujur tubuhnya pun sudah melolong letih. Energinya hari ini sudah amat terkuras. Nyx tak ambil pening bila esok mengantungi surat PHK sepihak karena etikanya yang dianggap tak beradab. Nyx sudah sangat ingin mengganti hari tercapainya ini dengan malam indah bersama teman tidurnya di bilik flatnya yang nyaman dan selalu memenuhi janji akan pemulihan kebugaran di esok pagi. Tu-tunggu.. ehm, teman tidur? Nyx..??
Dalam perjalanannya menuju stasiun bawah tanah Lok Fu, varian toko bermandi sinar berjajar seolah menyambut Nyx. Ia lantas terpincut neonbox sebuah stand kecil yang memajang aneka majalah. Dan mata sayunya itu dengan segera menangkap sosok familiar yang menjadi tajuk utamanya. Todd? Auh, mengapa seharian ini sulit benar melepaskan diri dari Todd? Bahkan jalanan pun memaksanya melahap Todd.
[..Michael Todd English. Dengan sepasang bola mata biru kelabu yang ternaungi kanopi bulu alis lebat, menyorot tajam mengorek ulu hati, kental akan rasa percaya diri bahkan yang merasa paling maskulin pun mengakui. Ia disebut-sebut sebagai simbol kejantanan lelaki sejati..]