Mohon tunggu...
Jasmine
Jasmine Mohon Tunggu... Wiraswasta - Email : Justmine.qa@gmail.com

Just me, Jasmine, just a tiny dust in the wind

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

[1] Mum vs Mon

20 September 2016   23:09 Diperbarui: 1 Oktober 2016   16:37 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Mas Momon inkonsisten juga sih! Suka mencemooh saya gembrot, tapi manggil saya, Mumi?!” cibir Mum berasa menang.

Bukan sekali ini, tengkar mulut terjadi meributkan nama panggilan. Tampaknya sia-sialah berharap Mumum membuka kerelaan hatinya untuk tidak memanggilnya Momon. Seperti dia yang juga sulit menjaga keseleo lidahnya dari nama panggilan ‘Mumum atau Mumun’. Walau nama asli dan maknanya sama cantiknya, namun baginya Mumtaz Hannah sangat tidak mengindonesia. Terlalu berbau rempah India, sedang sosok perempuan di depannya ini pun jelas sangat tidak mewakili keindahan apapun. Beuh! Tapi Ramon juga sangat tak rela nama bagusnya menjadi bahan olok-olok Mum.

“Kalau kau masih sebut-sebut Momon, maka sama saja kau menghina ras unggul nan hebat, ras Aria papaku,” tuntut Ramon.

Mum melet, pamer lidah tak bertulang. Gadis itu sudah tak heran lagi dengan kebanggaan Ramon pada nama dan darah kental Aria yang sangat disanjungnya, darah sang papa.

“Hitler kok dibanggain sih Mas? Udah tampang ngga macho blas, sebelas duabelas sama badut Chaplin, sadis pula!” celetuk Mum asal.

“Baca!” Ramon menyodorkan copy akte kelahirannya dengan kasar ke wajah Mum.

“Haitss!” Mum terbersin-bersin. “Subhanallah, Mas! Kertas apaan nih, baunya kok seperti koran bekas bungkus jengkol?”

“Iqra! Iqra!” jerit Ramon.

“Saya sudah lulus Iqra-6, Mas Momon!” Mum pun meninggikan satu oktaf.

“Sekali lagi kudengar kau panggil Momon…,” ancam Ramon dengan wajah tak main-main.

“Dan sekali lagi saya dengar Mas Momon panggil saya Mumi, Munyuk…,” Mum melempar balik ancaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun