Justine berpikir apa yang salah dengan dirinya?
Apa yang membuat dirinya ditinggal oleh kekasihnya?
Justine hancur, bersama impiannya.
Tapi...
Justine mulai turun, dengan perlahan. Ia tidak lagi ada niatan untuk menyelesaikan panjatannya itu. Bahkan sama sekali tidak memikirkan lagi apa yang harus dia panjat. Ia hanya ingin menjauh dari tebing itu. Turun ke dasar, jalan berbalik, tanpa menoleh kembali.
Tebing itu tetap berdiri kokoh, sekuat apa pun keinginan Justine agar tebing itu hancur.
Justine membiarkan tebing itu tetap ada seperti itu, bersama tali, piton dan hanger miliknya dan kekasihnya. Sebagai pengingat, perjuangan yang pernah ia lalui bersama orang yang mengkhianatinya. Untuk memori sekaligus pembelajaran. Bahwa semesta punya rasa humor yang sangat tinggi.
*
Justine - "Ketika hal-hal seperti ini terjadi dalam hidup, kita merasa seperti segala sesuatu di sekitar kita runtuh. Rasa sakit itu, tantangan yang membuat segalanya menjadi pertanyaan, apa yang telah kita perjuangkan sia-sia,"
Justine berbadan dua ketika mengetahui perselingkuhan Ivan. Ia seperti hanya menunggu diselingkuhi kekasihnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H