Masih kurang!
Hup!
Dengan sekuat tenaga ia mencengkeram celah setelah ayunan ketiga. Dan akhirnya berhasil berpijak pada tebing tersebut.
Sambil terengah-engah, Ia meneriakkan nama Ivan. Penglihatannya  masih kabur akibat adrenaline, peluh dan matahari. Sambil menyebut nama kekasihnya lagi, Ia melihat ke atas, namun tidak ada bayangan.
Sekali lagi ia berteriak pelan.
Muncul bayangan Ivan.
Justine berteriak, "Ivan, tolong..."
Lalu muncul bayangan kedua. Justine tidak mengenali siapa pemilik bayangan itu. Tapi bisa terlihat adalah figur seperti perempuan, dengan rambut panjang yang diikat. Kedua bayangan itu seperti menunduk, melihat sesuatu ke bawah. Lalu berdiri tegap, terlihat samar tangan Ivan merangkul sosok tadi... Lalu menghilang.
Justine bingung, syok, dirinya sudah hampir mati, dan kekasihnya yang ia percayai menghilang bersama sosok yang tak dikenalinya itu. Entah apa yang sedang mereka lakukan. Faktanya, ia sendirian, bergelantungan, berkeringatan, lelah, sedih, di tebing impiannya.
Justine kacau, pemandangan di bawah begitu menggiurkan. Ingin rasanya ia melompat saja. Hatinya remuk.
Orang yang ia percaya dan cintai meninggalkannya dia begitu saja, padahal pendakiannya hampir selesai.