"Kalau ada apa-apa kamu bersembunyi saja di dalam kereta!" Ki Baskara mengingatkan Widura.
Widura mengangguk-angguk disertai dadanya yang terasa berdegup kencang.
Jalur di tepian hutan ini tidak terlalu panjang, tapi di kedua sisi ditumbuhi pohon dan perdu yang cukup rapat. Situasi yang sesuai untuk menyergap. Kereta bergerak seperti kecepatan orang berjalan. Suasana tegang, empat orang dewasa semua bersiap dengan senjata masing-masing.
Tiba-tiba di bagian depan, dua orang meloncat dari dua sisi menyerang pengawal, sedangkan di bagian belakang, seseorang yang menutup wajahnya sebatas mata menyerang kepercayaan pedagang. Si pedagang juga tak luput dari serangan dadakan.
Perkelahian terjadi di tiga titik. Tuan pedagang dan orang kepercayaannya masing-masing menghadapi satu lawan, sedangkan pengawal melayani dua musuh sekaligus. Ki Baskara saat ini masih bersembunyi di bagian belakang kereta, bersiap membantu pria kepercayaan pedagang.
Ketika beberapa saat berlalu, kesempatan muncul. Ki Baskara mendadak melompat dari belakang kereta dagang langsung menyerang begal yang melawan pria kepercayaan pedagang.
Serangan itu membuat si begal terkejut. Keterkejutan itu dimanfaatkan dengan baik oleh pria kepercayaan pedagang. Saat si begal menangkis serangan Ki Baskara yang mengincar titik mematikan di tubuhnya, pertahanannya terbuka. Pria kepercayaan pedagang menyabetkan parangnya dengan cepat dan sukses melukai lengan si begal cukup dalam.
Si begal segera meloncat menjauh sambil mengumpat. Tatapannya seolah menyala tapi menyiratkan keterkejutan. Namun pria kepercayaan pedagang tidak mau membuang waktu, memanfaatkan momen kekagetan si begal, pria ini segera mengayunkan parangnya lagi. Di sisi sebaliknya, posisi si begal belum benar-benar mantap saat serangan lawannya telah datang. Maka tiada yang bisa dilakukan selain menangkis sebisanya sambil lari menjauh ke dalam hutan.
"Tuan saya mohon tetap di sini. Saya akan membantu juragan," ucap pria kepercayaan pedagang segera kepada Ki Baskara.
Ki Baskara hanya mengangguk. Ia menyadari kemungkinan anggota begal yang lain akan muncul sewaktu-waktu.
Pria kepercayaan pedagang segera merangsek ke arah perkelahian juragannya. Situasi yang awalnya berimbang, kini jadi berat sebelah. Dalam waktu yang tidak lama,, Â si begal akhirnya melarikan diri ke dalam hutan sambil membawa sejumlah goresan luka di badannya.