Para pedagang cenderung suka berjalan berbarengan bila kebetulan bertemu pedagang lain yang searah tujuan. Ini dilakukan agar mereka lebih merasa aman dari sergapan begal. Di wilayah yang masih dekat kotaraja dan pedesaan besar keamanan masih relatif terjaga, tapi di luar itu kondisi masih rawan.
Dalam diam Widura mengamati salah satu anggota rombongan pedagang. Seorang pria bertubuh besar dengan rambut agak panjang terikat rapi ke arah belakang kepala. Ototnya terlihat keras membatu. Di dekatnya sebilah golok dalam sarung kayu berwarna hitam. Walau wajah orang ini terlihat cukup menyeramkan, nyatanya saat berbicara auranya terasa menenangkan. Widura berpikir kalau pria itu adalah seorang pengawal.
Dan malam yang damai pun berlalu. Rombongan yang menginap di aula desa itu telah bersiap melanjutkan perjalanan. Dari hasil perbincangan semalam, Ki Baskara dan Widura dipersilahkan untuk menumpang kereta salah satu rombongan, kebetulan mereka sejalan.
Di persimpangan jalan di luar batas desa, dua rombongan pedagang memisahkan diri dari kereta dagang yang ditumpangi Widura dan ayahnya. Ternyata pengawal berambut panjang yang diamati Widura semalam adalah pengawal upahan pedagang yang keretanya mereka tumpangi.
"Menurut ki pengawal, bagaimana keamanan jalur yang akan kita lewati?" Ki Baskara bertanya.
"Bulan lalu sekawanan begal mencoba merampok di sekitaran tepian hutan yang akan kita lewati di depan. Tapi mereka dapat ditanggulangi. Tapi walau begitu, bisa jadi ada sekawanan lain yang mengambil alih wilayah itu. Tepian hutan di depan memang tempat yang cocok untuk melakukan penyergapan," pengawal itu menjelaskan.
"Apakah kawanan begal ini biasanya hanya menyasar pedagang?" Ki Baskara bertanya lebih lanjut.
"Biasanya begitu. Namun kalau lagi gelap mata, bisa saja orang-orang macam itu menyerang sembarang pihak yang mereka duga punya sesuatu, berharap mendapat rejeki kaget," ujar pengawal.
"Wah, berarti saat perjalanan berangkat tempo hari, saya termasuk beruntung," kata Ki Baskara.
"Selama tuan berpenampilan biasa, kemungkinan besar tuan tidak akan memancing keusilan mereka," ujar pengawal.
Saat tiba di wilayah tepian hutan, pengawal meminta pedagang agar memperlambat laju kereta. Ia berjalan di depan kuda dan meminta pria kepercayaan pedagang berjalan di belakang kereta. Pedagang tetap memegang kendali kuda dan Ki Baskara bersiap sambil bersembunyi.