Mohon tunggu...
Jarang Makan
Jarang Makan Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Penggemar content manajemen, pengembangan diri, dan fiksi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen Cinta Hana dan Topi Hijau 2

2 Oktober 2024   07:24 Diperbarui: 3 Oktober 2024   07:21 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hana terharu melihat Hani bercerita dengan penuh semangat kepada anak-anak itu. Ia menyaksikan bagaimana Hani dengan sabar dan penuh kasih sayang berbagi pengetahuan dengan anak-anak yang jilas-jelas bukan siapa-siapanya.

"Hani, kamu memang luar biasa," kata Hana. "Kamu selalu punya cara untuk membuat orang lain bahagia."

"Ah, aku hanya merasa senang aja melakukannya," jawab Hani.

Hani kemudian bercerita tentang kegiatan-kegiatan yang pernah ia lakukan bersama organisasi kemasyarakatan itu. Ia pernah membantu membangun taman bacaan, mengajar anak-anak tentang seni dan kerajinan, memberi bimbingan pelajaran, dan terkadang memberikan bimbingan konseling. Sebagai mahasiswa psikologi, pengetahuannya bisa bermanfaat dalam urusan itu.

Hana semakin kagum dengan Hani. Ia menemukan sisi lain dari Hani yang selama ini belum ia ketahui. Hani bukan hanya seorang mahasiswa yang bersemangat dan berpengetahuan luas, tetapi juga seorang pemuda yang peduli terhadap lingkungan dan masyarakat.

Setelah menyelesaikan pendakian yang sebelumnya telah direncanakan bersama tim mapala, Hani mengajak Hana untuk menjelajah alam bersama beberapa rekan lainnya. Mereka berencana mengunjungi fasilitas penangkaran dan pelepasan Elang Jawa di sebuah hutan di lereng gunung. Udara pegunungan pastinya akan terasa sejuk dan segar, membasuh pikiran dan jiwa. Pohon-pohon pinus menjulang tinggi, menciptakan suasana yang teduh dan menenangkan.

Setibanya di lokasi, Hana menikmati keindahan hutan yang masih alami. Pohon-pohon besar menaungi tanah yang dipenuhi dengan lumut hijau. Udara sejuk dan segar, beraroma tanah dan dedaunan. Burung-burung berkicau riang, menciptakan alunan musik alam yang menenangkan.

Para petugas penangkaran menyambut kedatangan Hana dan rombongan dengan ramah. Mereka memberikan penjelasan tentang Elang Jawa, burung pemangsa yang sangat langka dan dilindungi di Indonesia.

"Elang Jawa banyak diburu untuk dijual," jelas seorang petugas. "Habitatnya juga semakin berkurang karena dipakai manusia untuk berbagai keperluan. Oleh karena itu, kami berusaha untuk melestarikan Elang Jawa dengan cara menangkarkannya dan melatihnya agar bisa dilepas ke alam bebas."

Para petugas menunjukkan kandang-kandang penangkaran yang berisi beberapa ekor Elang Jawa. Mereka menjelaskan bahwa burung yang masih muda dilatih untuk berburu dan terbang di kandang yang luas. Setelah dianggap siap, mereka akan dilepas ke alam bebas.

Hana terharu melihat Elang Jawa yang sedang dilatih. Mereka terlihat gagah dan perkasa, dengan bulu-bulu yang indah. Mereka terbang dengan gesit, menunjukkan kehebatan mereka sebagai burung pemangsa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun