Mohon tunggu...
Zahra El Fajr
Zahra El Fajr Mohon Tunggu... Penulis - a melancholist

Teacher | Fiksiana Enthusiast | Membaca puisi di Podcast Konstelasi Puisi (https://spoti.fi/2WZw7oQ) | Instagram/Twitter : zahraelfajr | e-mail: zahraelfajr@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Drama ǀ Setelah Patah Lalu Apa?

19 Desember 2016   21:25 Diperbarui: 31 Maret 2020   02:22 1174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Aku mau nemenin kamu di mimpi.”

“Aku mau makan di mimpimu kerena aku benar-benar lapar, maka, Key, aku mohon, bangunlah.” Kamu bangun, usahaku berhasil. Juga hari minggu selalu berhasil membuat rindu.

Narator

Tapi aku sependapat dengan yang Ra katakan, bahwa jatuh cinta bisa menjadi patah hati lainnya, entah patah hati bagi yang masih di dunia atau patah hati bagi mereka yang sudah di tempat yang lebih tinggi.

Hari itu aku menyaksikan hawa duka di pemakaman ayahnya Ra, ayahnya meninggal secara tak terduga, ia diracuni padahal petugas keamanan ditugaskan tak tanggung-tanggung, ia masih kecolongan. Tak lama, bundanya Ra menyusul pergi entah ke alam mana.

Key tak pernah tahu bahwa suami kekasihnya yang ia racuni adalah ayahnya Ra. Mereka tak pernah sadar bahwa mereka terikat takdir rahasia yang berkaitan. Ketika malam itu kutanyai mengapa Ra membunuh bundanya setelah tak lama dari kematian ayahnya, Ra hanya menjawab “Aku hanya penasaran saja, untuk siapa lelaki itu datang ke pemakaman.” Parahnya Ra tidak sadar atas kesalahan yang ia lakukan hanya karena ia penasaran? Dia nyatanya dibutakan cinta. Setelah berhasil mendapatkan lelaki yang membuat penasaran itu, ya, Key membuat Ra penasaran ketika Key datang ke pemakaman ayahnya dan kedua kalinya saat pemakaman bundanya, ketika itulah mereka akhirnya berkenalan.

“Sampai kapan kamu akan merahasiakannya, Ra?”

“Sampai aku mati, tentu saja!”

Menurutmu siapa kah yang lebih patah hati melihat kenyataannya begini? Ayah Ra? Bunda Ra? Key? Atau Ra?

Ayah Ra

Aku tak pernah mengkhianati siapa pun, entah mengapa aku diakhiri dan dikhianati sekaligus dalam waktu yang bersamaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun