Mohon tunggu...
Jan Pieter Windy
Jan Pieter Windy Mohon Tunggu... staf -

melihat dari sudut yang berbeda

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Yesus Orang Timor? (1)

22 September 2015   10:51 Diperbarui: 22 September 2015   13:26 831
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malam saya bertanya dalam doa pada Yesus “Jangan-jangan waktu menebus Tuhan lupa menebus orang NTT??? Ohhhh Tuhan mengapa begitu cepat Engkau ke sorga”.

Tuhan tolong jawablah doa anak Mu yang kurang rutin bergereja ini. Kalau masih bisa Kau datang lagi, tolong lahirlah di Nusa Tenggara Timur, lahirlah disebuah dedegu, dan lihatlah banyak yang masih perlu Kau tebus.

Kalau Kau nanti akan disalibkan, mungkin gunung-gunung dan hutan kami sudah cukup tandus mirip golgota  dan aparat keamanan sudah cukup mampu menyiksa Mu karena sudah biasa menyiksa rakyat, pimpinan-pimpinan daerah kami juga sudah mampu berperan sebagai Pilatus bahkan Herodes. Tokoh agama kami juga banyak yang sudah pandai seperti para ahli taurat dan kaum farisi, mereka tidak lagi mengurus ibadah tetapi ramai terjun di dunia politik, bahkan banyak dari mereka justru menggunakan gereja sebagai topeng.

Tolong usir orang-orang yang berbisnis dan membungakan uang serta menjerat jemaat Mu dalam hutang atas nama gereja. Buatlah mujizat agar pemerintah dapat melek matanya sehingga dapat melihat rakyat, buatlah agar lima jagung dan dua ikan tembang  dapat memberi makan lima ribu orang, karena daerah kami sering terjadi rawan pangan.

Tapi tolong Tuhan  jangan rubah air menjadi anggur, karena kami sudah cukup mabuk anggur merah, daerah kami sulit air bersih dan ibu-ibu disini berjalan lebih dari lima kilo meter untuk mengambil air.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun