Walau Putri sudah mengira dengan melihat gelagatnya, tak urung kaget juga dia mendengar keberanian Yusdi  bicara. Sejenak suasana diliputi keheningan, malam telah larut tak ada orang yang lewat dijalanan, hanya sesekali mobil melintas. Putri bingung apa yang mau dikatakan, khawatir menyinggung perasaan.
Yusdiono adalah sahabat dekat Putri sejak SD, SMP sampai SMA. Dia berfikir hubungan itu hanya sebatas sahabat, apalagi setelah Yusdi kuliah di Fakultas Kedokteran Unair dan Putri memilih tidak meneruskan kuliah. Yusdi orangnya tertutup dan dingin.....kata cewek-cewek temannya, dia juga termasuk  yang  berpendapat demikian.
Dulu bukannya dia tidak perhatian pada Yusdi, pemuda  yang nggantheng, atletis dan pinter, tapi Yusdi kayaknya dingin-dingin saja.  Sampai kemudian datanglah mas Sam sahabat kakaknya yang pada waktu itu masih kuliah di ITB yang jauh lebih dewasa, menyatakan cintanya.
"Yus.....bukankah kamu juga tahu mas Sam? Katanya lirih..... Yusdi mengangguk. "Terus kenapa kamu katakan hal ini padaku?
"Aku tahu Put (katanya hampir tak terdengar) .....tapi aku harus sampaikan hal ini padamu. Mungkin masih ada celah dihatimu untukku........aku tak putus harapan Sri". Wouw...., Yusdi sekarang mempunyai keberanian untuk bicara, yah mungkin karena dia sekarang sudah lulus dokter, batin Putri.
Lamunannya terputus ketika mbak Emy menawarkan makanan, gak terasa ini sudah tengah hari, dan belum ada makanan apapun yang masuk kedalam perutnya. Putri membalikkan badan dan berjalan menuju kursi yang tersedia. Beberapa hari terakhir ini tak ada minat untuk makan.
Selepas SMA, Putri lebih tertarik untuk les menjahit dan memasak. Mas Har, kakaknya menganjurkan agar meneruskan kuliah tapi dia menolak. "Saya ingin mempersiapkan diri menjadi istri dan ibu", katanya. Mas Sam teman seangkatan mas Har- yang sering main  kerumah, akhirnya jatuh hati padanya. Gadis cantik berkulit bening yang sederhana,baik hati dan mempunyai cita-cita yang mulia.
Semula semua berjalan lancar hingga tibalah pada suatu hari, ada kabar yang sangat mengejutkan. Mas Sam mengalami kecelakaan, mobil yang ditumpangi bersama teman-temannya menabrak pohon dan mas Sam tidak sadar dan sekarang berada di ruang ICU RS Hasan Sadikin Bandung.
Putri segera berangkat ke Bandung diantar adik laki-lakinya dengan menempuh jarak 732 km naik kereta api. Setiba di rumah sakit, tak ada yang bisa dikerjakan hanya menangis sampai matanya merah dan sakit. Beberapa hari kemudian dia pulang ke kota kecilnya dengan hati yang perih dan  meninggalkan mas Sam yang masih belum sadar.
Pagi tadi untuk kedua kalinya Putri datang menjenguk ke Bandung. Saudara-saudara mas Sam dan ibunya juga datang bergantian. Ini hari ke duapuluh sejak mas Sam koma, mulai ada perbaikan, tangannya bergerak-gerak memberikan respon bila dipegang, juga kelopak matanya mulai bisa berkedip-kedip.
Semua saudara-saudara mas Sam menyambut dengan rasa sukur, pun juga Putri mengucap syukur pada Allah. Tapi sesungguhnya pikirannya menjadi galau karena menurut keterangan team dokter yang merawat, kesembuhan mas Sam tidak akan sempurna. Dia akan mengalami cacat seumur hidup. Mungkin tidak akan bisa berjalan ataupun  kalau bisa berjalan harus dengan kruk.