Mohon tunggu...
Kus Harijanti. drg. MKes. SpPM
Kus Harijanti. drg. MKes. SpPM Mohon Tunggu... Dokter Gigi Spesialis -

Dokter gigi kekhususan di bidang oral medicine (penyakit mulut). Alumni FKG Unair angkatan 1972

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Dilema sang Putri

7 Maret 2018   09:18 Diperbarui: 7 Maret 2018   09:55 393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lelaki bisa menjalin komunikasi serius dengan 2 perempuan dalam waktu bersamaan sekaligus walau 2 perempuan tadi bersahabat. Tapi tidak untuk perempuan, perasaannya yang halus dan lembut telah ditakdirkan untuk setia, meskipun gelombang mendera.

Matanya yang bulat dan indah  menyiratkan kesedihan yang mendalam. Dia mendekat ke jendela sambil jari-jari lentiknya memainkan tisu yang telah kumal. Pandangannya menatap keluar melalui jendela kaca di RS Hasan Sadikin, melihat gerimis air hujan yang terus menerus sejak semalam sehingga daun-daun menjadi basah dan tanah tergenang air. Hujan bulan November memang selalu begitu membuat cuaca Bandung yang telah dingin menjadi bertambah dingin.

Beberapa minggu yang lalu pertemuannya dengan Yusdiono membuat hatinya gelisah. Ketika teman-teman  seangkatannya yang dulu kuliah di Unair dan ITS mudik untuk reuni  dan bersama-sama pergi ke  sebuah rumah musik yang letaknya dekat persawahan, agak jauh dari perumahan, bagus dan nyaman.

Putri memang tinggal dikota kecil didaerah Jawa Timur kurang lebih 350km arah selatan Surabaya. Bersama teman-temannya bersembilan bergembira bernyanyi dalam alunan organ dari pak Bambang.  Tiba giliran  Yusdi membawakan lagu dari Nate King Cole yang berjudul "I Love You for Sentimental Reason". Walaupun anak muda tapi dia suka sekali dengan lagu-lagu lama yang romantis, demikian pula Putri juga senang sekali dengan lagu tersebut.

I think of you every morning. Dreams of you every night.

Darling I never lonely. When ever you insight. I love you...........

Refren dari lagu tersebut dinyanyikan dengan penuh perasaan,  sambil memandang Putri penuh arti. Putri hanya diam sambil senyum-senyum, dia tidak tahu apa maksud Yusdi. Teman-teman lain tidak memperhatikan, mereka asyik dengan persiapan lagu berikutnya.

Seperti biasa, pulangnya  diantar Yusdi. Tapi kali ini agak lain, Yusdi tidak segera pulang setelah Bapaknya Putri membukakan pintu. Dia lagi-lagi menatap Putri penuh arti, lalu dia berkata :

"Ingat gak Put, lagu yang kunyanyikan tadi kamu yang menulis liriknya untukku. Waktu itu kita pas perpisahan SMA. Kamu bilang kamu sangat senang dengan lagu itu sehingga hafal diluar kepala. Nih, catatannya masih ada." Yusdi memperlihatkan catatan lagu yang sudah kumal. Diambilnya kertas tersebut lalu diamati oleh Putri dibawah cahaya lampu taman yang temaram. Memang benar tulisanku, gumam Putri dalam hati.

"Tulisan sudah kumal gini koq gak diganti to Yus?" Katanya

"Mana mungkin aku menggantinya? Selalu kusimpan dalam dompetku." Dengan agak bergetar Yusdi bicara lagi:" Put, apa kamu itu gak kerasa? Sebenarnya ......(berhenti sejenak dan menghela nafas panjang) aku senang padamu, sejak SMA. Aku mengagumi semua apa yang kamu miliki.  

Walau Putri sudah mengira dengan melihat gelagatnya, tak urung kaget juga dia mendengar keberanian Yusdi  bicara. Sejenak suasana diliputi keheningan, malam telah larut tak ada orang yang lewat dijalanan, hanya sesekali mobil melintas. Putri bingung apa yang mau dikatakan, khawatir menyinggung perasaan.

Yusdiono adalah sahabat dekat Putri sejak SD, SMP sampai SMA. Dia berfikir hubungan itu hanya sebatas sahabat, apalagi setelah Yusdi kuliah di Fakultas Kedokteran Unair dan Putri memilih tidak meneruskan kuliah. Yusdi orangnya tertutup dan dingin.....kata cewek-cewek temannya, dia juga termasuk  yang  berpendapat demikian.

Dulu bukannya dia tidak perhatian pada Yusdi, pemuda  yang nggantheng, atletis dan pinter, tapi Yusdi kayaknya dingin-dingin saja.  Sampai kemudian datanglah mas Sam sahabat kakaknya yang pada waktu itu masih kuliah di ITB yang jauh lebih dewasa, menyatakan cintanya.

"Yus.....bukankah kamu juga tahu mas Sam? Katanya lirih..... Yusdi mengangguk. "Terus kenapa kamu katakan hal ini padaku?

"Aku tahu Put (katanya hampir tak terdengar) .....tapi aku harus sampaikan hal ini padamu. Mungkin masih ada celah dihatimu untukku........aku tak putus harapan Sri". Wouw...., Yusdi sekarang mempunyai keberanian untuk bicara, yah mungkin karena dia sekarang sudah lulus dokter, batin Putri.

Lamunannya terputus ketika mbak Emy menawarkan makanan, gak terasa ini sudah tengah hari, dan belum ada makanan apapun yang masuk kedalam perutnya. Putri membalikkan badan dan berjalan menuju kursi yang tersedia. Beberapa hari terakhir ini tak ada minat untuk makan.

Selepas SMA, Putri lebih tertarik untuk les menjahit dan memasak. Mas Har, kakaknya menganjurkan agar meneruskan kuliah tapi dia menolak. "Saya ingin mempersiapkan diri menjadi istri dan ibu", katanya. Mas Sam teman seangkatan mas Har- yang sering main  kerumah, akhirnya jatuh hati padanya. Gadis cantik berkulit bening yang sederhana,baik hati dan mempunyai cita-cita yang mulia.

Semula semua berjalan lancar hingga tibalah pada suatu hari, ada kabar yang sangat mengejutkan. Mas Sam mengalami kecelakaan, mobil yang ditumpangi bersama teman-temannya menabrak pohon dan mas Sam tidak sadar dan sekarang berada di ruang ICU RS Hasan Sadikin Bandung.

Putri segera berangkat ke Bandung diantar adik laki-lakinya dengan menempuh jarak 732 km naik kereta api. Setiba di rumah sakit, tak ada yang bisa dikerjakan hanya menangis sampai matanya merah dan sakit. Beberapa hari kemudian dia pulang ke kota kecilnya dengan hati yang perih dan  meninggalkan mas Sam yang masih belum sadar.

Pagi tadi untuk kedua kalinya Putri datang menjenguk ke Bandung. Saudara-saudara mas Sam dan ibunya juga datang bergantian. Ini hari ke duapuluh sejak mas Sam koma, mulai ada perbaikan, tangannya bergerak-gerak memberikan respon bila dipegang, juga kelopak matanya mulai bisa berkedip-kedip.

Semua saudara-saudara mas Sam menyambut dengan rasa sukur, pun juga Putri mengucap syukur pada Allah. Tapi sesungguhnya pikirannya menjadi galau karena menurut keterangan team dokter yang merawat, kesembuhan mas Sam tidak akan sempurna. Dia akan mengalami cacat seumur hidup. Mungkin tidak akan bisa berjalan ataupun  kalau bisa berjalan harus dengan kruk.

"Lalu bagaimana mas Sam akan mencari nafkah untuk keluarga bila berjalan saja kesulitan? Sedangkan aku baru akan meniti rumah tangga........,bagaiman kalau aku punya anak?" kata hatinya dengan perasaan kalut. "Put, kamu yang logis aja. Kamu tuh belum kawin. Mengapa kamu begitu terikat dengan Sam? Kamu bisa memutuskan hubungan dengannya karena kondisi Sam yang seperti itu.

Sekarang ini mencari pekerjaan sangat sulit, apalagi dalam keadaan yang demikian". Kata hatinya. Fikiranya ngelantur kemana-mana,dia teringat pada Yusdi yang meminta setitik harapan padanya. " Ya Allah apa yang harus saya  lakukan......... akankah aku tega meninggalkan mas Sam? Dia sangat membutuhkan kehadiranku. Yusdi ...........mungkinkah? " Kata setengah hatinya yang lain.

Perasaannya yang lembut tak memungkinkan dia meninggalkan Sam. Tapi kalau berfikir kedepan, rasanya jalan menjadi gelap. Putri kemudian mengambil air wudlu dan sholat untuk meminta petunjuk dari Allah apa yang harus dia lakukan.......setelah sholat dia berzikir dan masih dalam keadaan memakai mukena, Putri tertidur kelelahan di pojok musholla rumah sakit. Wajah mas Sam yang tak berdaya terdekap dalam mimpinya.

 (Berdasar kisah nyata, 30 Desember 2017)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun