Selama itu baik, turuti saja kemauan mereka
Malah tak jarang kami melakukan hal-hal yang terkesan iseng. Misalnya saya ajak mereka mencari tutut di sungai atau ngoyod (menangkap ikan pakai jaring dengan cara digiring). Orang yang melihat mungkin ada yang berpikiran, enggak ada kerjaan banget. Tetapi saat itu justru saya bisa tertawa lepas bersama mereka. Seru dan menyenangkan. Yah, hitung-hitung mengenang masa kecil. Toh, tutut atau ikannya bisa dijadikan lauk saat ngaliwet (masak nasi liwet).
Bukan hanya itu, atas inisiatif mereka sendiri ada iuran kas remaja 20 ribu perbulan. Lalu sejak februari tahun ini memulai usaha budidaya jamur tiram, masih skala kecil. Kemudian menanam sayuran untuk dijual agar perputaran uangnya lebih cepat. Modalnya? Uang lima juta yang dikasih oleh DKM sebagai ‘hadiah yang tak disangka-sangka’ setelah gotong royong membangun madrasah. Sebenarnya DKM sudah tahu kalau para remaja sering merengek ingin belajar berwirausaha. :)
Akhirnya…Â
Sebenarnya tujuan semua orang itu sama, ingin bahagia. Ada yang nyopet, korupsi, jungkir balik ibadah, jadi guru, travelling, pacaran dan sebagainya dan sebagainya, ujung-ujungnya yang dicari adalah kebahagaan, meski seringkali hanya kebahagiaan semu. Jadi, kalau ngoyod, ngaliwet dan mencari tutut di sungai sudah membikin mereka bahagia, tak ada alasan mereka mesti lari ke hal-hal negatif?
Dan, jika potensi para remaja itu diibaratkan sebagai bom waktu, maka kita cukup menjadi detonatornya saja. :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H