Mohon tunggu...
Jang Syauqi
Jang Syauqi Mohon Tunggu... -

Mantan buruh pabrik yang baru saja alih profesi jadi petani.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Tak Cukup Satu Kampung untuk Mendidik Seorang Remaja

25 Juli 2016   06:04 Diperbarui: 29 Agustus 2016   14:09 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
group-of-teens-with-alcohol-and-cigarettes | www.wisegeek.com

Selama itu baik, turuti saja kemauan mereka

Pasukan ngoyod | dokpri
Pasukan ngoyod | dokpri
Menghabiskan waktu untuk hal-hal negatif bisa jadi karena tak ada kegiatan positif untuk mengalihkan perhatian mereka. Karena itu sebisa mungkin ada kegiatan yang membuat mereka senang tetapi bermuatan positif. Saya sering tanya mau ada kegiatan apa. Mereka ingin touring, oke. Tinggal cari tempat yang tak terlalu jauh dan murah meriah, yang penting kompak dan hepi. Mau meramaikan acara tujuh belasan, hayu saja. Mau main bola, sok cari sawah nganggur.

Malah tak jarang kami melakukan hal-hal yang terkesan iseng. Misalnya saya ajak mereka mencari tutut di sungai atau ngoyod (menangkap ikan pakai jaring dengan cara digiring). Orang yang melihat mungkin ada yang berpikiran, enggak ada kerjaan banget. Tetapi saat itu justru saya bisa tertawa lepas bersama mereka. Seru dan menyenangkan. Yah, hitung-hitung mengenang masa kecil. Toh, tutut atau ikannya bisa dijadikan lauk saat ngaliwet (masak nasi liwet).

Memasak ketupat untuk malam takbiran| dokpri
Memasak ketupat untuk malam takbiran| dokpri
Belakangan hampir semua kegiatan berasal dari ide mereka sendiri. Seperti lebaran kemarin, mereka bilang ingin membuat 'tradisi' yang nantinya bisa membikin kangen ketika jauh dari kampung halaman. Lebaran yang lalu-lalu mereka jarang ikut takbiran, lebih senang nongkrong, malah minum-minum lantaran sedang punya uang. Lebaran kemarin semuanya hadir takbiran. Sebelumnya, dari pagi hingga menjelang magrib, mereka sibuk di rumah saya memasak ketupat dan hidangan lain untuk disuguhkan saat takbiran. Sebagiannya lagi beres-beres mesjid, madrasah dan menyiapkan sound system. Di hari lebaran keesokan harinya kami mengunjungi setiap rumah untuk silaturahmi. Janji mereka kegiatan semacam itu akan rutin dilakukan setiap tahun. Semoga saja iya, sebab biasanya mereka angot-angotan. :)

Bukan hanya itu, atas inisiatif mereka sendiri ada iuran kas remaja 20 ribu perbulan. Lalu sejak februari tahun ini memulai usaha budidaya jamur tiram, masih skala kecil. Kemudian menanam sayuran untuk dijual agar perputaran uangnya lebih cepat. Modalnya? Uang lima juta yang dikasih oleh DKM sebagai ‘hadiah yang tak disangka-sangka’ setelah gotong royong membangun madrasah. Sebenarnya DKM sudah tahu kalau para remaja sering merengek ingin belajar berwirausaha. :)

Kebun mentimun garapan pemuda paskar | dokpri
Kebun mentimun garapan pemuda paskar | dokpri
Jika ditanya apakah mereka sudah terlepas dari hal-hal negatif seperti yang diuraikan sebelumnya. Saya sendiri tak tahu kapan persisnya, namun yang jelas sekarang hal-hal semacam itu sudah jauh dari mereka, meski harus tetap waspada. 

Akhirnya… 

Sebenarnya tujuan semua orang itu sama, ingin bahagia. Ada yang nyopet, korupsi, jungkir balik ibadah, jadi guru, travelling, pacaran dan sebagainya dan sebagainya, ujung-ujungnya yang dicari adalah kebahagaan, meski seringkali hanya kebahagiaan semu. Jadi, kalau ngoyod, ngaliwet dan mencari tutut di sungai sudah membikin mereka bahagia, tak ada alasan mereka mesti lari ke hal-hal negatif?

Dan, jika potensi para remaja itu diibaratkan sebagai bom waktu, maka kita cukup menjadi detonatornya saja. :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun