Mohon tunggu...
Ahmad J Yusri
Ahmad J Yusri Mohon Tunggu... Penerjemah - Mahasiswa Fisika UIN Malang

Mahasiswa Biofisika Succesfulness is only result from mature preparation

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Teror Penjual Kripik

16 Juli 2022   21:08 Diperbarui: 16 Juli 2022   21:24 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Langit saat itu sangat indah. Cakrawala biru mempesona yang dihiasi awan tipis menandakan cuaca yang sedang stabil dan cerah. Lebaran idul fitri telah lewat tiga hari. Seperti pada muslim kebanyakan, Rusydi menghabiskan waktunya sedari awal lebaran dengan silaturahmi tanpa henti. 

Silaturahmi kepada sanak keluarga baik yang dekat ataupun jauh, silaturahmi kepada tetangga kampung, silaturahmi ke teman-teman SMP-nya, silaturahmi ke teman-teman SMA-nya, juga silaturahmi ke teman-teman yang baru ia kenali di perkuliahannya.

Rusydi, anak pemuda yang terkenal sangat ekstrovert. Bertemu dengan banyak orang membuat dia happy dan ceria. Apalagi sekarang pembatasan sosial dari Covid sudah tidak berlaku lagi ditambah ia punya motor vario baru membuatnya tak bosan-bosan kesana kemari. Pergi dari rumah sejak pagi dan pulang saat pukul 21.00 bahkan bisa lebih. Sudah tiga hari sejak lebaran dia seperti itu bak burung keluar dari sangkarnya.

            Pagi itu smartphonenya berbunyi, "moshi moshh, moshi mosh" nada dering khas ala anime. Tertulis di situ panggilan dari Raka, teman akrab kuliahnya.

            "Rusy, samean ada acara apa hari ini ? , kosong opo ra?"

            "Kosong, emang ada apa ka?

            "Ealah, aku, Mahmud sama Rehan mau ke Batu, nanti nginep di Villa, yoklah kita bakar-bakar ikan disana "

            "Yok gaslah, aku yo pengen" timpal Rusydi dengan senang hati.

Rusydi segera bersiap-siap dan mandi. Ia menengok ke teras rumah, apakah ada ibunya atau tidak?. Ia harus pergi secara diam-diam karena tau ibunya pasti akan melarangnya dan tidak seperti Ayahnya. 

Ibunya pasti akan beralasan akan ada saudara lain yang akan datang dan ingin bertemu dengannya. Setelah memastikan Ibu tak memerhatikan kepergiannya. Dia segera cabut dengan motor barunya. Ia tak peduli meskipun ia baru tidur pukul 01.00 dini hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun