Mohon tunggu...
Ahmad J Yusri
Ahmad J Yusri Mohon Tunggu... Penerjemah - Mahasiswa Fisika UIN Malang

Mahasiswa Biofisika Succesfulness is only result from mature preparation

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Teror Penjual Kripik

16 Juli 2022   21:08 Diperbarui: 16 Juli 2022   21:24 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat di tengah jembatan, tiba-tiba wangi daun melati menyeruap disusul dengan angin kencang. Sampai ia tiba di ujung jembatan, ia melihat bayangan cepat lagi di sebelah kiri. Jantungnya berdegup kencang. "Siapa itu woy" teriaknya ia karena takut. 

Tak selang beberapa lama, dari arah berlawanan, datanglah motor supra dinaiki pemuda kampung dengan sarung dilingkari di bahunya. " mau daki ya mas? Hati-hati ya, jalan di depan gak udah gak ada lampu" ucap pemuda itu tiba-tiba.

Rusydi terperanjat tak menyahut. "masa sih ini jalan ke gunung, perasaan ini rute ke jalan besar" gumamnya. Ia masih melihat sumber cahaya putih di ujung jalan. Ia terus melaju ke depan tanpa ragu. Jalan mulai rusak dan bergelombang, licin ia mesti hati-hati. Ternyata benar, sumber cahaya di depan itu adalah warung. 

Ia pun kesana, dan tak diduga pemilik warung itu ialah ibu penjual yang ia temui di cangar. " Ngapain ibu itu, buka warung di tempat gelap-gelap gini" pikirnya. Ibu itu kembali menawarkan dagangannya. Tapi bungkusan berisi rambut dengan noda darah.

            "minta, mmmminta......... tolong beli mass" suara Ibu itu lebih serak.

 Rusydi yang takut, langsung menggeber motornya melaju ke depan. Ibu penjual itu lantas tertawa mengikik layaknya kuntilanak. Keringat bercucuran, Rusydi mulai panik. Beberapa kali, ia hampir terjatuh dari motornya lantaran menghindari batu.

            "Minta ,,,,,,,,,,"

            Suara ibu itu menjadi tambah kencang dan mengerikan . Huh,,,huh,,huh,,,, nafas Rusydi tersengal-sengal

            Rusydi terbangun, ia sudah dirubungi ketiga temannya yang saling bertatap. Rusydi tergeletak di lantai di kamar villa. Ternyata yang ia alami hanya mimpi sesat. Ia bercucuran keringat.

            "Rusy, sadar. Awakmu mimpi opo , kok iso ngegelundung dari kasur?" tanya Raka sambil mencengkeram pundak temannya. Rehan memberikannya air minum, Mahmud pun agak tersenyum lucu melihat ekspresi Rusydi

            "Wah ini, gara-gara kecapean langsung tidur, belum bersih-bersih " ucap Mahmud

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun