Mohon tunggu...
Ahmad J Yusri
Ahmad J Yusri Mohon Tunggu... Penerjemah - Mahasiswa Fisika UIN Malang

Mahasiswa Biofisika Succesfulness is only result from mature preparation

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Trip to Bromo, Pengalaman Pertamaku

4 Juli 2022   09:21 Diperbarui: 4 Juli 2022   09:29 2792
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perlahan kabut mulai menipis (Dokpri)

Sebelum menaiki tangga ke kawah kami sempat berfoto berlatar gunung bathok yang indah. Dari atas sini, cuaca mulai panas dan bau belerang bercampur kotoran kuda menyeruak hehehe.

(Dokpri)
(Dokpri)

Sebanyak kurang lebih 220 anak tangga wajib dilalui jika ingin melihat kawah. Lagi-lagi aku ngos-ngosan. Payahnya diriku. Tapi aku penasaran tanpa pikir panjang aku terus keatas. Terlihat wisatawan luar negeri baik oarang kaukasoid maupun negro. Diatas kawah aku langsung minum sehabis-habisnya botol ditangan.

Dimulut kawah, para pengunjung mulai mengabadikan momen mereka. Tiba-tiba semua badanku gemetaran ngilu melihat kawah dan juga lereng bromo. Bahkan suara kawah bak deru pesawat cukup membuatku merinding. Apakah ini yang dinamakan neraka dunia pikirku ?. 

Rafi dan Bang Fawad malah terus berjalan ke depan sedangkan aku dan Ridho hanya berhenti di mulut kawah ngilu. Akhirnya aku turun duluan pelan-pelan. Tangga yang licin karena pasir menambah kengiluanku. Ngilu itu berakhir setelah melewati tangga. Tak paham kenapa aku bisa setakut itu.

Setelah menuruni lereng, kami lanjut menyusuri padang savana ke tempat awal kami turun untuk makan bakso disana. Aku mencoba membawa motor trail (pengalaman pertama), serasa sulit karena medannya itu berpasir. Beberapa kali motor yang kubawa tergelincir tapi seru hehehe.

Bakso disana harganya 15 ribu. Cukuplah untuk ukuran bakso malang yang banyak toppingnya. Karena rata-rata harga bakso ditempatku (Bogor) itu 15 ribu dan itu hanya ada bihun dan bakso. 

Sembari menunggu, di meja tempat kami duduk terdapat segembol bunga edelweis . "bunga abadi " ucap Rafi. Aku tak ada niat beli karena memang bingung, kalau beli taruh dimana dan buat siapa ucapku sambil tersenyum.

Waktu menunjukan siang hari. Kami lanjut ke pasir berbisik disamping Bromo. Hamparan pasir tanpa savana tanpa tumbuhan membentang. Kami sempat foto-foto ditempat itu. 

Mataku sangat dimanjakan oleh pemandangan disana. Patok-patok berjajar mengitari gunung sebagai pertanda jalan. Terlihat jeep-jeep ngebut kesana kemari tanpa takut terjerembab pasir. Tak seperti sepatuku yang mulai penuh dengan pasir.

(Dokpri)
(Dokpri)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun