Mohon tunggu...
Ahmad J Yusri
Ahmad J Yusri Mohon Tunggu... Penerjemah - Mahasiswa Fisika UIN Malang

Mahasiswa Biofisika Succesfulness is only result from mature preparation

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Si "Khofir" dan Sampah Angker

9 Oktober 2020   21:56 Diperbarui: 9 Mei 2024   10:45 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

                "hkkhkkhkkhkkkhhkkh"

                Ia penasaran karena Jodi hanya diam dan seperti mendengkur. Nofal menoleh kebelakang dan apa yang terjadi?. Jodi berubah menjadi sosok jasad tanpa kepala dengan lumuran darah dari lehernya.

                "Jodiiiiiii, Arrrrrrrrrrrrrgggggghhhgghghghh" Teriak Nofal sekencang-kencangnya.

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

`               "Fal-fal bangun oy, sudah mau jam tiga pagi" Kata Herman yang mencoba membangunkan Nofal .

                "Lho aku dimana, Jodi kemana ?!!! ,dia masih hidup kan? "tanya Nofal ketakutan.

                "Ente daritadi tidur digazebo ini, kalo si Jodi Ane lihat dia lagi bersih-bersih didepan asrama. Ane baru aja selesai sholat tahajjud, berhubung melihat Ente tidur makanya Ane bangunin . Lebih baik ane yang bangunin ya gak? Daripada ustad yang bangunin nanti kena iqob ehhehehhehe" Jelas Herman kepada Nofal yang masih nampak kebingungan.

                " Gimana tidurnya ? nyenyak kan hehehehhe, setelah ente lihat sawah . Ente tertidur langsung . Ane gak enak bangunin karena tau ente kecapean hehheh" Jodi datang dari arah Aula .

                "Ane minta maaf Jodiiiii,,, " Kata Nofal memohon maaf 

                "Santai aja fal, ane dah biasa sendiri kok, lagipula kata Herman ente itu orangnya penakut jadi takut nyusahin ente ehheheh. Tapi inget ya Akhi !!" Balas Jodi dengan santai.

                "Apa itu jod"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun