Mohon tunggu...
Ahmad J Yusri
Ahmad J Yusri Mohon Tunggu... Penerjemah - Mahasiswa Fisika UIN Malang

Mahasiswa Biofisika Succesfulness is only result from mature preparation

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Si "Khofir" dan Sampah Angker

9 Oktober 2020   21:56 Diperbarui: 9 Mei 2024   10:45 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

                 "Awalnya beliau cuek saja, tapi lambat laun semakin beliau berjalan menuju kamar Asatidz . Suara itu semakin terdengar jelas bahkan lebih mengerikan katanya.  Ia berpikir suara itu bukan sapi yang disembelih melainkan seperti suara orang yang disembelih "

                  Raut muka Nofal nampak tegang, ia mencoba membayangkan.

                 "Terus apa selanjutnya? Man".

                 "Serius banget nyimaknya Fal, haduh ,,,,,,  ya beliau langsung masuk kamar dan menyetel lagu sekencang-kencangnya hehehheh" Balas Herman sambil tertawa renyah.

                   Nofal bergidik ngeri mendengar cerita Ustad Haris, bahkan ia masih sempat mengingat-ingatnya saat diasrama. 

-----------------------------------------------------------------------------------------------------

"Oy, Nofal ente disuruh menggantikan Akhi Samsul  buat jadi penjaga malam !" Teriak Jodi menghampirinya dengan gupuh dari kantor keamanan.

"Lho kok ane jod?"

                " Iya dia lagi demam , makanya saat ditanya bagian keamanan . Ane pilih antum fal !!, gimana ?, mau ya " Paksa Jodi mengajaknya untuk menjadi Khofir (baca;penjaga malam area pondok)

                "Hmmmm , oke deh Jod . Mau gimana lagi hehheheheh " Jawab Nofal dengan pasrah .

                Malam itu langit sedang terang bulan, konon katanya sungai ciberang suka terdengar suara Musik Jaipong dan hawa disana semakin dingin. Menurut penduduk sekitar khususnya bantaran sungai Ciberang , mereka terkadang melihat penampakan orang berjalan diatas aliran air dan juga bias putih yang sangat banyak . Tentu itu tak bisa dibuktikan kebenarannya dan hanya sebatas kabar burung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun