Mohon tunggu...
Ahmad J Yusri
Ahmad J Yusri Mohon Tunggu... Penerjemah - Mahasiswa Fisika UIN Malang

Mahasiswa Biofisika Succesfulness is only result from mature preparation

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Namanya Si Jurig

18 Juli 2020   09:57 Diperbarui: 28 Juli 2020   14:31 435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            Di perjalanan pulang ke rumah , siswa-siswi memperhatikannya dengan penuh telisik , tapi sekali lagi Fandi menganggap angin lalu saja tanpa berpikir macam-macam  .Saat jalan mulai sepi ia kembali mengoceh sendiri seakan-akan meladeni seseorang.  Nampaknya ada yang menyusulnya dari belakang dengan bersepeda.

            ” Oi , tumben pulang sendiri  dia fan” sahut pesepeda itu.

            “ Aku harus cepat pulang Munib , Soalnya aku mau latihan “ Jawab Fandi.

            “ Oalah latihan apa emang ? “

            “Kalo mau tau , silahkan ikut aku ke rumah Nib , mau enggak ? “ ajak Fandi pada temannya satu ini.

            Akhirnya  ajakannya  ia penuhi . Selepas berganti busana Munib langsung tancap gas ke rumah Fandi . Sesampainya  dirumah Fandi lalu ia mengajaknya ke pendopo desa . Terlihat beberapa orang menunggunya , ada yang berpakaian hitam juga mengenakan topeng . Ada yang bersimpuh ada juga yang berdiri sambil memegang secarik kertas dan ada pula yang sekedar duduk dibangku memperhatikan lainnya.

            “ Jadi sebenarnya kamu ikut latihan drama  fandi ?”

            “Hmmmmmm , bisa dibilang teater Nib hehehehe .  Teater Sanggar Wanasalam  punya kerabat nenekku , aku dipilih menjadi salah satu pemainnya  dan dalam waktu dekat lagi akan mengikuti lomba teater di provinsi “ Kata Fandi dengan semangat.

            “Tak kusangka rupanya kamu selama ini ,orang yang berlagak aneh , ngomong sendiri seperti dukun , sampai-sampai teman-teman memberimu gelar si jurig adalah anggota teater di desa , betapa bangganya aku punya teman sepertimu Fan..... “ timpal Munib.

            “Hhehhehehe bisa saja kamu  Munib Rosadi anak bapak Idun,  berhubung kamu sudah tau hal ini tolong jangan kasih tau siapa-siapa sebelum kami tampil ya , dan juga jangan lupa doakan aku ya Nib “ sahut Fandi tersenyum dan tangan terkepal.

................................

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun