Mereka pun pergi dengan bukti yang diyakini.
“Ceng , Nanaonan ngobrol jeung kadal , kurang kerjaan eta Fandi , hayu balik[2]!” Kata Bapak .
“Ini bukan kadal pak tapi tokek , Ceritanya si fandi lagi latihan wawancara apakah benar tokek itu kakeknya cak-cak “ jawab Fandi dengan sumringah.
“ Haduh .... dari kecil kamu mah selalu aja menghayal “ dengan tertawa Bapak berangsur mengangkut kayu untuk dibawa ke rumah.
Keesokan harinya, kelas dibuat gaduh oleh si Fandi . Ia bercerita tentang sosok makhluk yang terbang dengan wujud kepala . Seisi kelas dibuat takut oleh ceritanya bahkan ada siswa yang pipis dicelana karena takutnya.
Dengan mimik mukanya yang serius dan gelagat tubuhnya dalam bercerita , ia mampu membawa imajinasi pendengar . “ Apakah kalian tau , Hantu itu suka pada darahnya perempuan apalagi yang kedatangan bulan , begitu kata nenekku “ .
“AAAAAAAAA” Tiba-tiba ada pekikan seorang perempuan dari pojok kelas . Sontak semua mata menatap ke pojokan kelas dan ternyata hanya ada rina yang tak sengaja menjatuhkan bola globe dari atas lemari . Ia sangka globe itu adalah kepala yang jatuh .
Setelah cerita usai, Iffan beserta dua temannya mulai yakin bahwa Fandi adalah anak yang aneh atau bisa dibilang anak indigo[3] . Dan ia mulai menyebar desas desus itu ke teman-teman kelas. Ditambah lagi saat jam istirahat disaat para siswa ke kantin tiba-tiba Fandi mulai berulah lagi di kelas .
“Lihat dia tah , fandi joget- joget kaya manggil setan tapi mirip jaipong[4] juga deh “ Ujar Iffan dari balik jendela kelas.
“Iya kadik , dia juga menangkup tangannya , seperti orang mohon-mohon , eh tuhkan dia juga baca mantra-mantra aneh” tambah si Ucup
Melihat kejadian itu tiga serangkai ini terus menebarkan rumor ke teman-teman bahwa Fandi si jurig adalah anak indigo yang bisa berkomunikasi dengan bangsa halus.