Jangkontua Samuel Siburian.,S.Pd
Dr. Edy Surya.,M.SiÂ
EFEKTIVITAS KURIKULUM MERDEKA BELAJARÂ
SEBAGAI SOLUSI PEMBELAJARAN
Pandemi Covid-19 yang terjadi beberapa tahun lalu telah memberikan dampak terhadap keseluruhan aspek kehidupan masyarakat, terutama di bidang pendidikan. Kemendikbud menjelaskan pandemi Covid-19 menyebabkan banyaknya kendala dalam proses pembelajaran di satuan pendidikan yang memberikan dampak cukup signifikan. Setidaknya, terdapat tiga potensi dampak sosial negative berkepanjangan yang mengancam peserta didik akibat efek pandemi Covid-19. Ketiga dampak tersebut seperti putus sekolah, penurunan capaian belajar, serta kekerasan pada anak dan risiko eksternal.[1]
 Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pendidikandan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud RI) melakukan inovasi terhadap pembelajaran dengan mencetuskan kurikulum baru yaitu kurikulum merdeka belajar yang dianggap menjadi solusi bagi permasalahan pendidikan di Indonesia. Kurikulum Merdeka dirancang sebagai bagian dari upaya Kemendikbudristek untuk mengatasi krisis belajar yang telah lama dihadapi dan menjadi semakin parah karena pandemi. Krisis ini ditandai oleh rendahnya hasil belajar peserta didik, bahkan dalam hal yang mendasar seperti literasi membaca.Â
Krisis belajar juga ditandai oleh ketimpangan kualitas belajar yang luas antar wilayah dan antar kelompok sosial-ekonomi. Kurikulum ini diluncurkan secara resmi oleh Medikbudristek Nadiem Makarim pada Februari 2022 demi mengejar ketertinggalan pendidikan di masa pandemi Covid-19. Ia mengklaim bahwa kurikulum ini akan menciptakan pembelajaran yang lebih fleksibel.[2]
 Kurikulum merdeka belajar  juga  dianggap  menjadi solusi yang paling efektif dalam menyelesaikan  berbagai  permasalahan pendidikan. Hal ini dikarenakan Kurikulum merdeka  belajar ini memiliki beberapa keunggulan dibanding dengan kurikulum sebelumnya yaitu lebih sederhana dan mendalam serta efektif  dan interaktif. Di dalam proses pembelajaran sendiri, merdeka belajar hadir sebagai  suatu pendekatan yang dilakukan agar siswa dapat memilih pelajaran yang diminati dan siswa dapat mengoptimalkan bakatnya serta dapat memberikan kontribusi terbaik dalam berkarya bagi  bangsa.
 Namun, dibalik keunggulanya kurikulum merdeka belajar ini juga memiliki kelemahan, diantaranya yaitu ; persiapan kurikulum merdeka belajar belum matang  sepenuhnya, kekurangan SDM yang mumpuni, kurangnya sosialisasi bagi para guru, kurang fokusnya pembelajaran, kurangnya kesinambungan  antara satu tingkat dengan tingkat berikutnya, serta  alokasi  mata pelajaran yang berubah[3]. Disamping itu, dalam penerapannya pun para guru mengalami kendala yang menjadi penyebab  terhambatnya pelaksanaan kegiatan merdeka belajar. Â
Diantaranya yaitu: (1) Tidak memiliki pengalaman kemerdekaan belajar yang disebabkan oleh pengalaman belajar guru ketika di bangku kuliah sertakurangnya rujukan penyelesaian soal dengan variasi metode di buku teks. (2) Keterbatasan referensi yang disebabkan oleh minimnya literatur yang membahas tentang merdeka belajar dan hal-hal yang berhubungan dengan pelaksanaan merdeka belajar.Â
(3) Akses yang dimiliki dalam pembelajaran juga menjadi salah satu hambatan yang disebabkan oleh ketidak merataan akses digital dan internet di beberapa wilayah Indonesia. (4) Kurangnya kompetensi atau skill yang dimiliki guru dalam melakukan pembelajaran yang kreatif dan inovatif, terutama dalam penggunaan media digital.[4]
 Berdasarkan kekurangan dan berbagai hambatan yang terjadi dalam penerapan kurikulum merdeka ini, banyak pihak yang mempertanyakan keefektivan kurikulum merdeka sebagai solusi pembelajaran di Indonesia, bahkan beberapa pihak menilai hal ini justru akan memicu munculnya masalah baru. Untuk itu diperlukan adanya kebijakan yang komprehensif dari hulu hingga ke hilir, menyasar ke semua aspek yang berhubungan dengan kesuksesan program merdeka belajar. Selain itu pengadaan fasilitas serta penyediaan sarana dan prasarana sebagai pendukung program merdeka belajar juga menjadi hal penting yang harus diperhatikan.Â
Selanjutnya, pemerintah juga perlu melakukan evaluasi secara intens dan berkesinambungan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan pelaksanaan kurikulum merdeka serta mengetahui sejauh mana efektivitas penerapan kurikulum merdeka belajar sebagai solusi pembelajaran.
 Â
PEMBAHASAN
Â
Kurikulum Merdeka Belajar merupakan bentuk transformasi pendidikan yang disebutkan sebagai arah kebijakan dan strategi yang diusung oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta tertuang dalam Rencana Strategis 2020-2024.[5] Melalui kebijakan ini, pemerintah bercita-cita menghadirkan pendidikan bermutu tinggi bagi semua rakyat Indonesia yang dicirikan berdasarkan angka partisipasi yang tinggi di seluruh jenjang pendidikan, hasil pembelajaran berkualitas, dan mutu pendidikan yang merata baik secara geografis maupun status sosial ekonomi.
 Selain itu, program ini diharapkan dapat memberikan perubahan dalam lingkungan belajar. Dengan adanya kurikulum merdeka belajar ini diharapkan lingkungan belajar akan diwarnai oleh suasana yang menyenangkan, keterbukaan untuk melakukan kolaborasi, dan keterlibatan aktif dari orang tua dan masyarakat. Kemudian, guru juga tidak hanya berperan sebagai penyampai informasi, melainkan sebagai fasilitator kegiatan belajar. Dalam program merdeka belajar, guru diberikan kebebasan untuk mengatur tujuan, cara mengajar, dan penilaian belajar tanpa adanya campur tangan dari orang lain sesuai dengan kebutuhannya.Â
Dalam hal ini, guru dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Di era pandemi ini, Â guru juga dituntut untuk bisa mengoptimalkan pembelajaran daring dengan berbagai inovasi agar siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan baik, seperti dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi saat ini.Â
Dari segi siswa, program merdeka belajar memberikan kebebasan bagi siswa dalam melakukan penelusuran sumber, baik dalam mengerjakan tugas ataupun mencari referensi pembelajaran. Jadi, siswa tidak hanya terpaku pada buku fisik yang disediakan oleh sekolah saja, tetapi juga dapat belajar dari berbagai sumber platform di internet maupun YouTube.
 Berdasarkan uraian di atas kurikulum ini dinilai memiliki keunggulan lebih dibanding kurikulum sebelumnya. Namun sayangnya, dibalik keunggulan yang dimiliki, kurikulum ini juga memiliki banyak kekurangan dilihat dari berbagai aspek, diantaranya yaitu aspek persiapannya yang belum matang. Kurangnya persiapan mulai dari sosialisasi, pengadaan fasilitas dan sarana prasarana pendukung serta penerapannya yang terkesan terburu-buru menimbulkan kebingunan bagi para guru dan peserta didik. Kemudian dilihat dari sistemnya pun kurikulum dinilai belum terencana dengan baik.Â
Pasalnya Indonesia memiliki banyak jenjang pendidikan, maka seyogiayanya kurikulum merdeka belajar ini juga diterapkan di seluruh jenjang agar terdapat kesinambungan antara satu jenjang dengan jenjang yang lain.Â
Namun sayangnya sistem yang dirancang pemerintah belum terstruktur dengan baik sehingga pendidikan pun justru tersendat di titik tertentu. Selain itu, aspek sumber daya manusia juga menjadi fokus perhatian. Masih banyaknya  guru yang  belum memiliki kompetensi dan keterampilan dalam menciptakan pembelajaran yang kreatif, inovatif dan interaktif, serta kurangnya askses belajar di beberapa wilayah menciptakan kesenjangan kualitas belajar yang didapatkan oleh para siswa.Â
Berdasarkan hal tersebut tentunya efektivitas pelaksanaan kegiatan merdeka belajar menjadi terhambat. Oleh karena itu kebijakan kurikulum merdeka belajar ini perlu ditinjau ulang. Alih-alih menjadi solusi pembelajaran, kurikulum ini justru dapat memicu munculnya masalah baru seperti kerancuan sistem pendidikan, hingga terjadinya kesenjangan kualitas belajar yang diperoleh siswa, karena tidak semua siswa berasal dari kelompok sosial ekonomi yang baik, serta tidak semua lokasi tempat tinggal siswa memiliki kemudahan akses dan layanan internet yang dapat menunjang pembelajaran.Â
Untuk itu diperlukan kesadaran semua pihak stakeholder, baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, baik provinsi, kabupaten/kota serta yayasan penyelenggara sekolah swasta. Terutama bagi kepala sekolah dan para guru yang mengimplementasikannya di lapangan. Serta diperlukan adanya kebijakan yang komprehensif dan menyeluruh yang melibatkan  semua aspek yang berhubungan dengan kesuksesan program merdeka belajar. Kebijakan ini bertujuan untuk memudahkan dan memotivasi para guru dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari.Â
Selain itu pengadaan fasilitas serta penyediaan sarana dan prasarana sebagai pendukung program merdeka belajar juga menjadi hal penting yang harus diperhatikan. Selanjutnya, pemerintah juga perlu melakukan evaluasi secara intens dan berkesinambungan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan pelaksanaan kurikulum merdeka. Serta mengukur sejauh mana kurikulum merdeka belajar ini berperan sebagai solusi dalam pembelajaran.
Â
PENUTUP
Penerapan kurikulum merdeka belajar merupakan upaya pemerintah  untuk memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia. Kurikulum Merdeka Belajar merupakan bentuk transformasi pendidikan yang bertujuan untuk menciptakan pembelajaran yang lebih kreatif, inovatif, interaktif, serta mendalam, agar para peserta didik dapat mengoptimalkan potensinya. Di dalam kurikulm merdeka belajar ini peserta didik diberikan kesempatan untuk memilih pelajaran yang mereka minati, sehingga mereka dapat  menggali lebih dalam minat dan bakat yang mereka miliki.
 Kurikulum merdeka belajar bukan hanya memberikan kemudahan proses pembelajaran pada saat pandemi, tetapi juga di anggap sebagai solusi yang efektif untuk mengatasi berbagai krisis dan permasalahan dalam pembelajaran. Dalam pelaksanaanya tentunya kurikulum ini tidak terlepas dari kekurangan. Namun, pemerintah perlu segera menerapkan kebijakan yang preventif guna mencegah munculnya permasalahan baru yang dapat menghambat proses penerapan kurikulum tersebut.
 Dengan adanya kerjasama dari berbagai pihak, maka kemerdekaan berlajar yang dicita-citakan bukanlah suatu kemustahilan. Serta dengan matangnya persiapan dan perbaikan sitem juga penyediaan akses dan layanan serta sarana prasarana yang memadai, maka kurikulum merdeka belajar ini dapat benar-benar menjadi solusi yang efektif bagi permasalahan pendidikan di Indonesia.
Â
DAFTAR PUSTAKA
Â
Admin SMP, 3 Potensi Dampak Sosial Negatif Pandemi COVID-19 Bagi Peserta Didik Yang Harus Diwaspadai, 2021. https://ditsmp.kemdikbud.go.id/3-potensi-dampak-sosial-negatif-pandemi-covid-19-bagi-peserta-didik-yang-harus-diwaspadai/
Bachtiar, Inilah 8 Kekurangan dari Kurikulum Merdeka Belajar yang Patut Diketahui, 2022. https://www.bachtiarmath.com/2022/09/inilah-8-kekurangan-dari-kurikulum.html
https://campus.quipper.com/kampuspedia/merdeka-belajar, 2022.
Â
Insani, 5 Kendala Guru dalam Menghadapi Program Merdeka Belajar, 2022. https://blog.kejarcita.id/5-kendala-guru-dalam-menghadapi-program-merdeka-belajar/
Tim CNN Indonesia, Mengenal Kurikulum Merdeka Belajar, Berlaku di Tahun Ajaran2022/2023,2022.https://www.cnnindonesia.com/nasional/20220705131016-20-817436/mengenal-kurikulum-merdeka-belajar-berlaku-di-tahun-ajaran-2022-2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H