Mohon tunggu...
Janet Wakanno
Janet Wakanno Mohon Tunggu... Penulis - janet

Pelajar yang menyukai sastra dan gemar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Potret Kala Itu

11 Maret 2019   13:43 Diperbarui: 13 Maret 2019   18:24 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: pinterest.com/rosameliarivas

Aku menangis. Tidak menyangka hari itu akan menjadi saat terakhir aku bersama bapak. Sepulangnya kami dari pelabuhan, Tuhan merindukan bapak untuk berada di sampingnya. Penyakit bapak yang telah tinggal di dalamnya sejak aku masih kecil kembali menyerangnya. 

Baru beberapa tahun setelah itu aku tahu bahwa perengut nyawa bapak adalah kanker. Tak ada yang dapat kami lakukan lagi. Bahkan tenaga medis di kampung. Maka dengan berat hati aku serta keluarga merelakan bapak.

Tak aku sangka bapak menitipku pada Koh Han untuk disekolahkan. Dengan seluruh tabungan yang dia simpan selama hidupnya untuk membantu sekolahku.

Sejak senja itu, aku bertekad akan banyak hal. Bahwa Sagara yang kurus dan kecil tak hanya akan menjadi warga kampung biasa. Dia berjanji kelak akan menjadi orang hebat dengan hati yang besar, dan mengarungi samudera mengelilingi dunia dengan ilmunya.

Magelang,
Maret 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun