Mohon tunggu...
Jandris_Sky
Jandris_Sky Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pascasarjana MSDM, Pemerhati Lingkungan, Competency Assessor

"Manusia Kerdil Yang Berusaha Mengapai Bintang"

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengapa Seragam Pramuka Berwarna Cokelat?

18 Desember 2024   00:00 Diperbarui: 17 Desember 2024   23:15 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seragam Pramuka berwarna cokelat. (sumber foto: Jandris_Sky)

Pilihan warna cokelat untuk seragam Pramuka juga tidak lepas dari peran Baden Powell, pendiri gerakan kepanduan dunia. 

Pengalaman Powell selama bertugas di medan berlumpur saat menjadi prajurit Inggris menjadi inspirasi dalam menentukan warna seragam kepanduan. 

Warna cokelat dipilih karena mampu menyatu dengan lingkungan, menyamarkan noda lumpur, dan memberikan kemudahan saat menjalani kegiatan di alam bebas.

Pemilihan warna ini menunjukkan filosofi praktis dari gerakan kepanduan yang menekankan kesederhanaan dan keefektifan.

Warna cokelat tidak hanya merepresentasikan estetika, tetapi juga melambangkan kecerdikan dan kemampuan beradaptasi di berbagai kondisi alam. 

Dengan dasar pemikiran ini, seragam Pramuka menjadi lebih dari sekadar pakaian, tetapi juga alat untuk melatih ketahanan dan kemandirian para anggotanya.

Simbol Bumi Nusantara yang Subur

Di Indonesia, warna cokelat pada seragam Pramuka mendapat makna tambahan yang lebih lokal dan kontekstual. 

Cokelat tua pada seragam melambangkan tanah Nusantara yang subur, kaya akan humus, dan menjadi tempat tumbuhnya aneka tanaman pangan.

Sementara itu, cokelat muda merepresentasikan air sungai yang mengaliri lahan-lahan pertanian subur di berbagai daerah. 

Kedua warna ini menjadi simbol harmoni antara manusia dan alam, serta penghormatan terhadap kekayaan sumber daya alam Indonesia.

Melalui simbol ini, anggota Pramuka diingatkan akan tanggung jawab mereka untuk menjaga kelestarian lingkungan. 

Seragam ini menjadi pengingat bahwa tanah dan air adalah sumber kehidupan yang harus dirawat demi keberlanjutan generasi mendatang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun