Pilihan warna cokelat untuk seragam Pramuka juga tidak lepas dari peran Baden Powell, pendiri gerakan kepanduan dunia.Â
Pengalaman Powell selama bertugas di medan berlumpur saat menjadi prajurit Inggris menjadi inspirasi dalam menentukan warna seragam kepanduan.Â
Warna cokelat dipilih karena mampu menyatu dengan lingkungan, menyamarkan noda lumpur, dan memberikan kemudahan saat menjalani kegiatan di alam bebas.
Pemilihan warna ini menunjukkan filosofi praktis dari gerakan kepanduan yang menekankan kesederhanaan dan keefektifan.
Warna cokelat tidak hanya merepresentasikan estetika, tetapi juga melambangkan kecerdikan dan kemampuan beradaptasi di berbagai kondisi alam.Â
Dengan dasar pemikiran ini, seragam Pramuka menjadi lebih dari sekadar pakaian, tetapi juga alat untuk melatih ketahanan dan kemandirian para anggotanya.
Simbol Bumi Nusantara yang Subur
Di Indonesia, warna cokelat pada seragam Pramuka mendapat makna tambahan yang lebih lokal dan kontekstual.Â
Cokelat tua pada seragam melambangkan tanah Nusantara yang subur, kaya akan humus, dan menjadi tempat tumbuhnya aneka tanaman pangan.
Sementara itu, cokelat muda merepresentasikan air sungai yang mengaliri lahan-lahan pertanian subur di berbagai daerah.Â
Kedua warna ini menjadi simbol harmoni antara manusia dan alam, serta penghormatan terhadap kekayaan sumber daya alam Indonesia.
Melalui simbol ini, anggota Pramuka diingatkan akan tanggung jawab mereka untuk menjaga kelestarian lingkungan.Â
Seragam ini menjadi pengingat bahwa tanah dan air adalah sumber kehidupan yang harus dirawat demi keberlanjutan generasi mendatang.