Mohon tunggu...
Jandris Slamat Tambatua
Jandris Slamat Tambatua Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pascasarjana MSDM, Pemerhati Lingkungan, Competency Assessor

"Manusia Kerdil Yang Berusaha Mengapai Bintang"

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Bagaimana Nasib Kurikulum Merdeka Jika Konsep Deep Learning Diterapkan?

12 November 2024   13:34 Diperbarui: 12 November 2024   13:40 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa memungkinkan guru untuk menghubungkan materi dengan pengalaman siswa sendiri. (dok: pribadi)

Kurikulum Deep Learning pada dasarnya mengadopsi konsep pembelajaran yang berfokus pada penguasaan materi dengan tingkat pemahaman yang lebih dalam. 

Kurikulum ini didesain agar siswa tidak hanya memahami materi secara dangkal, tetapi mampu menerapkannya pada berbagai konteks dan situasi nyata, mengembangkan pemikiran kritis, serta memiliki keterampilan problem solving yang baik.

Hal ini relevan dengan kebutuhan dunia kerja masa kini yang menuntut SDM yang mampu berpikir kreatif, memiliki analisis yang mendalam, dan adaptif terhadap perubahan.

Kurikulum Deep Learning juga mendukung personalisasi pembelajaran, di mana siswa didorong untuk berperan aktif dalam menentukan topik pembelajaran yang sesuai dengan minat dan bakatnya, serta diberikan kebebasan untuk mengeksplorasi lebih dalam. 

Dengan pendekatan ini, pembelajaran di kelas menjadi lebih interaktif dan melibatkan diskusi, kolaborasi, serta pemecahan masalah nyata.

Namun, di Indonesia, penerapan Kurikulum Deep Learning tidak dapat berjalan tanpa mempertimbangkan infrastruktur dan kemampuan tenaga pendidik. 

Saat ini, Kurikulum Merdeka sudah memberikan ruang bagi guru untuk melakukan penyesuaian metode pengajaran, meskipun masih  bedalamntuk yang belum sepenuhnya mendalam. 

Kurikulum Merdeka telah menyiapkan pondasi yang relevan untuk memperkenalkan pendekatan-pendekatan baru, termasuk Deep Learning. 

Jika konsep Kurikulum Deep Learning diintegrasikan ke dalam Kurikulum Merdeka, akan ada tantangan dalam hal pelatihan guru, perubahan sistem evaluasi, serta peningkatan infrastruktur pembelajaran digital.

Salah satu tantangan yang perlu diperhatikan adalah kesiapan tenaga pendidik. 

Di banyak sekolah di Indonesia, guru masih memiliki keterbatasan dalam penerapan metode pembelajaran interaktif dan berbasis teknologi. 

Pelatihan berkelanjutan perlu dilakukan agar guru mampu mengadopsi konsep Deep Learning secara optimal.

Kurikulum Deep Learning juga memerlukan sistem evaluasi yang berbeda dari sekadar ujian atau tes, melainkan menilai kemampuan analitis, pemecahan masalah, dan kemampuan siswa dalam menerapkan konsep dalam situasi nyata. 

Hal ini tentunya memerlukan panduan dan sistem penilaian yang lebih komprehensif, sehingga penerapannya dapat berjalan sesuai tujuan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun