Mohon tunggu...
Jandris_Sky
Jandris_Sky Mohon Tunggu... Mahasiswa - Kompasianer Terpopuler 2024, Pemerhati Lingkungan.

"Manusia Kerdil Yang Berusaha Mengapai Bintang"

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Bagaimana Nasib Kurikulum Merdeka Jika Konsep Deep Learning Diterapkan?

12 November 2024   13:34 Diperbarui: 12 November 2024   13:40 501
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kurikulum Merdeka memiliki potensi yang besar untuk diintegrasikan dengan pendekatan Deep Learning. (dok: pribadi)

Pendidikan di Indonesia terus berkembang untuk menyesuaikan diri dengan kebutuhan dan tantangan zaman. 

Salah satu perubahan besar yang telah dilakukan adalah implementasi Kurikulum Merdeka, yang bertujuan memberikan kebebasan bagi sekolah dan guru dalam menyusun pembelajaran sesuai dengan kebutuhan siswa dan karakteristik sekolah. 

Kurikulum ini berfokus pada pengembangan karakter, peningkatan kompetensi siswa, serta penguatan keterampilan abad ke-21. 

Namun, muncul wacana mengenai penerapan kurikulum berbasis Deep Learning atau Pembelajaran Mendalam yang bertujuan untuk memberikan pemahaman lebih mendalam dan mempersiapkan siswa menghadapi tantangan dunia yang kompleks. 

Lalu, bagaimana nasib Kurikulum Merdeka jika konsep Deep Learning diterapkan?

Pendidikan yang efektif tidak hanya bertujuan untuk menghafal informasi, tetapi juga mengajak siswa memahami materi secara mendalam, relevan, dan aplikatif. 

Mendorong pengembangan potensi siswa yang lebih holistik dan adaptif. (dok: pribadi)
Mendorong pengembangan potensi siswa yang lebih holistik dan adaptif. (dok: pribadi)

Inilah yang melahirkan konsep Deep Learning yang kontekstual, yang bertujuan memaksimalkan pengalaman belajar melalui pendekatan-pendekatan seperti Mindful Learning, Meaningful Learning, dan Joyful Learning. 

Integrasi prinsip-prinsip ini ke dalam Kurikulum Merdeka dapat mendorong pengembangan potensi siswa yang lebih holistik dan adaptif.

1. Mindful Learning: Fokus dan Kesadaran Penuh dalam Belajar

Mindful Learning menekankan pada pentingnya kesadaran penuh dan fokus selama proses pembelajaran. 

Dalam konteks pendidikan, Mindful Learning bertujuan untuk membantu siswa memperhatikan apa yang dipelajari secara mendalam dan mengurangi gangguan. 

Dengan menerapkan Mindful Learning, siswa tidak hanya sekadar menerima informasi tetapi juga menginternalisasikannya, meningkatkan pemahaman yang lebih baik atas materi. 

Mindful Learning menekankan pada pentingnya kesadaran penuh dan fokus selama proses pembelajaran. (dok: pribadi)
Mindful Learning menekankan pada pentingnya kesadaran penuh dan fokus selama proses pembelajaran. (dok: pribadi)

Di Kurikulum Merdeka, Mindful Learning dapat diterapkan melalui teknik meditasi sederhana, teknik pernapasan sebelum pelajaran, atau latihan kesadaran diri. 

Pendekatan ini membantu siswa mengelola stres dan kecemasan, sehingga mereka dapat lebih berkonsentrasi dan lebih mudah mengingat apa yang telah dipelajari.

2. Meaningful Learning: Mencari Makna dalam Setiap Pembelajaran

Meaningful Learning bertujuan agar siswa tidak hanya sekadar tahu, tetapi benar-benar memahami dan menghubungkan materi dengan kehidupan nyata. 

Dalam Kurikulum Merdeka, konsep ini relevan karena pendekatan pembelajaran yang fleksibel dan berpusat pada siswa memungkinkan guru untuk menghubungkan materi dengan pengalaman siswa sendiri.

Misalnya, dalam pelajaran sains, guru dapat memberikan proyek berbasis masalah yang berhubungan dengan lingkungan sekitar, sehingga siswa memahami bahwa ilmu pengetahuan memiliki peran penting dalam menjaga lingkungan. 

Pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa memungkinkan guru untuk menghubungkan materi dengan pengalaman siswa sendiri. (dok: pribadi)
Pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa memungkinkan guru untuk menghubungkan materi dengan pengalaman siswa sendiri. (dok: pribadi)

Ketika siswa memahami manfaat atau makna dari apa yang dipelajari, mereka akan lebih bersemangat dan termotivasi dalam belajar, serta merasa bahwa pembelajaran tidak hanya sekadar kewajiban.

3. Joyful Learning: Menciptakan Pengalaman Belajar yang Menyenangkan

Joyful Learning adalah prinsip yang berfokus pada menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan antusias. 

Dengan menciptakan suasana belajar yang positif dan tidak tertekan, siswa merasa lebih nyaman dan terbuka dalam menerima materi. 

Dalam penerapan Kurikulum Merdeka, Joyful Learning dapat dilakukan melalui metode permainan edukatif, diskusi kelompok, atau praktik langsung yang menarik. 

Suasana yang santai namun produktif ini dapat membangun kepercayaan diri siswa serta menumbuhkan kreativitas mereka.

Joyful Learning dapat dilakukan melalui metode permainan edukatif, diskusi kelompok, atau praktik langsung yang menarik. (dok: pribadi)
Joyful Learning dapat dilakukan melalui metode permainan edukatif, diskusi kelompok, atau praktik langsung yang menarik. (dok: pribadi)

Suasana belajar yang penuh antusiasme juga membantu siswa mengembangkan rasa ingin tahu, yang pada akhirnya meningkatkan daya serap dan pemahaman mereka terhadap materi.

Sinergi dengan Kurikulum Merdeka

Kurikulum Merdeka sebenarnya sudah memberikan pondasi yang memungkinkan integrasi Deep Learning yang kontekstual ini. 

Dengan fleksibilitas yang ditawarkan Kurikulum Merdeka, guru memiliki kesempatan untuk menyesuaikan metode pembelajaran sesuai kebutuhan siswa dan situasi kelas. 

Namun, penerapan prinsip-prinsip Deep Learning ini tentu memerlukan pelatihan khusus bagi guru agar mampu menerapkan Mindful, Meaningful, dan Joyful Learning secara efektif di kelas. 

Perubahan sistem evaluasi, serta peningkatan infrastruktur pembelajaran digital. (dok: pribadi)
Perubahan sistem evaluasi, serta peningkatan infrastruktur pembelajaran digital. (dok: pribadi)

Guru perlu dibekali pemahaman tentang cara menciptakan lingkungan belajar yang mindful, cara menghubungkan pembelajaran dengan kehidupan nyata siswa, serta teknik untuk menciptakan suasana belajar yang penuh kegembiraan.

Penerapan Deep Learning yang kontekstual dalam Kurikulum Merdeka dapat membantu menciptakan generasi muda yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga bijaksana, berempati, dan siap berkontribusi pada masyarakat.

Kurikulum Deep Learning pada dasarnya mengadopsi konsep pembelajaran yang berfokus pada penguasaan materi dengan tingkat pemahaman yang lebih dalam. 

Kurikulum ini didesain agar siswa tidak hanya memahami materi secara dangkal, tetapi mampu menerapkannya pada berbagai konteks dan situasi nyata, mengembangkan pemikiran kritis, serta memiliki keterampilan problem solving yang baik.

Hal ini relevan dengan kebutuhan dunia kerja masa kini yang menuntut SDM yang mampu berpikir kreatif, memiliki analisis yang mendalam, dan adaptif terhadap perubahan.

Kurikulum Deep Learning juga mendukung personalisasi pembelajaran, di mana siswa didorong untuk berperan aktif dalam menentukan topik pembelajaran yang sesuai dengan minat dan bakatnya, serta diberikan kebebasan untuk mengeksplorasi lebih dalam. 

Dengan pendekatan ini, pembelajaran di kelas menjadi lebih interaktif dan melibatkan diskusi, kolaborasi, serta pemecahan masalah nyata.

Namun, di Indonesia, penerapan Kurikulum Deep Learning tidak dapat berjalan tanpa mempertimbangkan infrastruktur dan kemampuan tenaga pendidik. 

Saat ini, Kurikulum Merdeka sudah memberikan ruang bagi guru untuk melakukan penyesuaian metode pengajaran, meskipun masih  bedalamntuk yang belum sepenuhnya mendalam. 

Kurikulum Merdeka telah menyiapkan pondasi yang relevan untuk memperkenalkan pendekatan-pendekatan baru, termasuk Deep Learning. 

Jika konsep Kurikulum Deep Learning diintegrasikan ke dalam Kurikulum Merdeka, akan ada tantangan dalam hal pelatihan guru, perubahan sistem evaluasi, serta peningkatan infrastruktur pembelajaran digital.

Salah satu tantangan yang perlu diperhatikan adalah kesiapan tenaga pendidik. 

Di banyak sekolah di Indonesia, guru masih memiliki keterbatasan dalam penerapan metode pembelajaran interaktif dan berbasis teknologi. 

Pelatihan berkelanjutan perlu dilakukan agar guru mampu mengadopsi konsep Deep Learning secara optimal.

Kurikulum Deep Learning juga memerlukan sistem evaluasi yang berbeda dari sekadar ujian atau tes, melainkan menilai kemampuan analitis, pemecahan masalah, dan kemampuan siswa dalam menerapkan konsep dalam situasi nyata. 

Hal ini tentunya memerlukan panduan dan sistem penilaian yang lebih komprehensif, sehingga penerapannya dapat berjalan sesuai tujuan.

Di sisi lain, infrastruktur yang memadai juga sangat penting dalam penerapan Kurikulum Deep Learning. 

Banyak sekolah di Indonesia masih terkendala oleh fasilitas yang terbatas, seperti kurangnya akses internet atau perangkat digital. 

Untuk dapat menerapkan Deep Learning, terutama jika menggunakan teknologi pendukung seperti platform digital dan alat multimedia, akses terhadap fasilitas pendidikan modern perlu diprioritaskan. 

Dengan demikian, penerapan Deep Learning pada Kurikulum Merdeka harus memperhatikan ketimpangan infrastruktur antarsekolah.

Meskipun tantangan tersebut ada, implementasi Kurikulum Deep Learning sebagai bagian dari Kurikulum Merdeka adalah sebuah peluang besar untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. 

Dengan mengintegrasikan pendekatan pembelajaran mendalam, siswa akan mendapatkan manfaat yang lebih luas dalam pengembangan keterampilan yang diperlukan di masa depan. 

Integrasi ini dapat dimulai secara bertahap, dengan memprioritaskan pelatihan guru dan peningkatan infrastruktur digital, sehingga kurikulum di Indonesia semakin adaptif dan relevan dengan tuntutan zaman.

Secara keseluruhan, Kurikulum Merdeka memiliki potensi yang besar untuk diintegrasikan dengan pendekatan Deep Learning. 

Jika dilaksanakan secara bertahap dan terencana, integrasi ini dapat memperkuat kualitas pembelajaran serta mempersiapkan generasi yang siap menghadapi tantangan global.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun