Mohon tunggu...
Jandris Slamat Tambatua
Jandris Slamat Tambatua Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pascasarjana MSDM, Pemerhati Lingkungan, Competency Assessor

"Manusia Kerdil Yang Berusaha Mengapai Bintang"

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Apa Makanan Manusia di Masa Depan?

6 November 2024   22:45 Diperbarui: 6 November 2024   22:49 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menu makanan sarapan pagi. (dok: pribadi)

Makanan manusia di masa depan, menjelajahi alternatif pangan untuk menanggulangi krisis


Meningkatnya populasi dunia dan krisis iklim yang berdampak pada ketahanan pangan membuat manusia perlu mencari alternatif pangan yang lebih efisien dan ramah lingkungan. 

Makanan masa depan tidak hanya harus memenuhi kebutuhan gizi manusia tetapi juga harus mengurangi dampak buruk terhadap lingkungan. 

Berikut adalah beberapa contoh sumber makanan alternatif yang diharapkan mampu mendukung ketahanan pangan di masa depan.

1. Rumput Laut

Rumput laut dikenal sebagai makanan kaya nutrisi yang berpotensi besar untuk mendukung kebutuhan pangan global. 

Tumbuhan laut ini mudah dibudidayakan karena tidak memerlukan lahan atau air tawar yang terbatas, dan mampu tumbuh cepat di perairan laut yang luas. 

Rumput laut kaya akan protein, serat, vitamin, dan mineral, serta rendah kalori, yang menjadikannya pilihan ideal sebagai sumber nutrisi sehat. 

Di beberapa negara seperti Jepang dan Korea Selatan, rumput laut telah menjadi bagian dari pola makan sehari-hari. 

Selain itu, rumput laut juga memiliki potensi dalam mengurangi emisi karbon dioksida karena kemampuannya menyerap gas ini dari atmosfer selama proses fotosintesis.

2. Biji-bijian dan Kacang-kacangan

Biji-bijian dan kacang-kacangan adalah sumber protein nabati yang sangat bergizi dan dapat memenuhi kebutuhan protein masyarakat secara berkelanjutan. 

Mereka kaya akan serat, vitamin, dan mineral yang penting bagi tubuh, serta berpotensi membantu dalam menurunkan kadar kolesterol dan menjaga kesehatan jantung. 

Di masa depan, biji-bijian seperti quinoa, chia, dan kacang-kacangan seperti lentil dan kacang merah, diprediksi akan menjadi bahan makanan pokok yang umum di banyak negara. 

Selain bernutrisi tinggi, kacang-kacangan juga memiliki dampak lingkungan yang lebih rendah dibandingkan dengan produksi daging hewani. 

Dengan kemampuan untuk tumbuh dalam berbagai kondisi iklim, mereka dapat menjadi solusi jangka panjang dalam memenuhi kebutuhan pangan masyarakat global.

3. Alga

Alga adalah salah satu sumber makanan alternatif yang menjanjikan untuk masa depan. 

Sebagai organisme yang mudah beradaptasi dan tumbuh cepat di air, alga memiliki kandungan nutrisi yang sangat lengkap, termasuk protein, vitamin B12, omega-3, dan antioksidan. 

Alga juga memiliki potensi dalam mengatasi malnutrisi karena kandungan proteinnya yang tinggi serta kemampuannya untuk diproduksi secara massal dalam kondisi lingkungan yang terbatas. 

Salah satu jenis alga yang populer adalah spirulina, yang kini banyak digunakan dalam produk makanan dan suplemen kesehatan. 

Selain itu, alga memiliki dampak lingkungan yang minim, sehingga sangat cocok untuk mendukung keberlanjutan pangan.

4. Daging Nabati

Daging nabati adalah alternatif yang berkembang pesat di industri pangan dan menjadi pilihan bagi masyarakat yang ingin mengurangi konsumsi daging hewani. 

Daging nabati biasanya terbuat dari protein kedelai, kacang polong, atau jamur yang diolah sedemikian rupa sehingga teksturnya menyerupai daging asli. 

Produk daging nabati seperti burger atau sosis nabati sudah banyak tersedia di pasar global dan disambut dengan baik oleh konsumen. 

Keunggulan daging nabati adalah dampak lingkungan yang lebih rendah dibandingkan dengan daging hewani, serta bebas kolesterol dan rendah lemak jenuh. 

Selain itu, daging nabati tidak memerlukan penggunaan antibiotik atau hormon, yang sering ditemukan dalam produksi daging hewan ternak.

5. Daging Buatan

Teknologi bioteknologi modern memungkinkan produksi daging buatan yang tumbuh di laboratorium melalui kultur sel. 

Daging buatan ini dihasilkan dengan mengambil sel-sel dari hewan, lalu mengembangkan sel tersebut dalam media yang kaya nutrisi hingga membentuk jaringan otot seperti daging alami. 

Daging buatan ini memiliki potensi untuk menggantikan daging hewani karena memberikan tekstur dan rasa yang serupa dengan daging asli, namun tanpa memerlukan pemotongan hewan. 

Selain itu, daging buatan diproduksi dengan efisiensi energi dan air yang lebih tinggi, serta emisi gas rumah kaca yang lebih rendah. 

Meski saat ini harganya masih relatif mahal, perkembangan teknologi diharapkan dapat menurunkan biaya produksi sehingga daging buatan dapat menjadi pilihan yang terjangkau bagi banyak orang.

6. Pisang Palsu atau Enset

Tanaman enset, yang sering disebut sebagai "pisang palsu", merupakan tanaman mirip pisang yang memiliki potensi besar sebagai sumber pangan masa depan. 

Meski buahnya tidak bisa dimakan, batang bertepung dan akar enset dapat diolah menjadi berbagai produk makanan seperti bubur dan roti. 

Penelitian menunjukkan bahwa tanaman ini mampu tumbuh di berbagai kondisi iklim, termasuk daerah yang rawan kekeringan, sehingga memiliki daya tahan yang baik. 

Menurut sebuah studi, enset berpotensi untuk memenuhi kebutuhan pangan lebih dari 100 juta orang di dunia. 

Seiring dengan ancaman penurunan hasil panen pisang akibat perubahan iklim, enset dapat menjadi alternatif yang layak untuk mendukung ketahanan pangan global.

7. Serangga

Mengonsumsi serangga sebagai sumber protein telah lama dipraktikkan di berbagai budaya, terutama di Asia dan Afrika. 

Menurut Forum Ekonomi Dunia, serangga merupakan alternatif yang sangat menjanjikan dalam mengatasi krisis protein di masa depan. 

Serangga seperti jangkrik, belalang, dan ulat kaya akan protein, lemak baik, serta vitamin dan mineral. 

Selain itu, budidaya serangga jauh lebih efisien dibandingkan dengan ternak hewan besar, baik dari segi penggunaan lahan, air, maupun emisi karbon. 

Banyak negara saat ini mulai mengembangkan produk pangan berbasis serangga, seperti tepung serangga, yang dapat digunakan sebagai bahan baku untuk berbagai produk makanan.

8. Sereal Liar

Sereal liar, seperti fonio yang berasal dari Afrika, merupakan alternatif makanan masa depan dengan potensi tinggi. 

Fonio adalah salah satu sereal liar yang memiliki nilai gizi tinggi dan dapat tumbuh di kondisi tanah yang kurang subur. 

Fonio sering digunakan untuk membuat bubur atau minuman dan dikenal karena kandungan protein, serat, dan mineral yang lengkap. 

Selain fonio, terdapat lebih dari 10.000 spesies sereal liar lainnya yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber pangan. 

Keberagaman sereal liar ini memberikan peluang besar bagi masyarakat untuk mengembangkan alternatif pangan yang lebih beragam dan sesuai dengan kebutuhan lokal.

Dalam menghadapi tantangan ketahanan pangan di masa depan, berbagai alternatif pangan seperti rumput laut, biji-bijian, alga, daging nabati, hingga serangga dapat memberikan solusi yang berkelanjutan. 

Setiap alternatif memiliki kelebihan tersendiri, baik dari segi nutrisi maupun dampak lingkungan. 

Penerapan dan pengembangan lebih lanjut terhadap sumber makanan ini akan menjadi langkah penting dalam memastikan manusia dapat memenuhi kebutuhan pangannya dengan lebih bijak dan berkelanjutan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun