Manusia adalah faktor kunci dalam keberhasilan pengelolaan WWTP.Â
Pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia yang handal diperlukan agar mereka dapat mengoperasikan dan memelihara fasilitas WWTP secara optimal.Â
Peningkatan kapasitas ini harus mencakup pemahaman tentang teknologi pengolahan air limbah terbaru, manajemen risiko, serta kepatuhan terhadap regulasi yang berlaku.
Selain itu, kolaborasi dengan institusi pendidikan dan penelitian juga penting untuk terus mengembangkan kapasitas sumber daya manusia.Â
Ini memungkinkan pengembangan solusi yang lebih inovatif dalam pengolahan air limbah.
Peningkatan kapasitas sumber daya manusia juga menjadi prioritas di Surabaya, di mana pemerintah kota sering mengadakan pelatihan bagi pengelola IPAL.Â
Pelatihan ini fokus pada penguasaan teknologi pengolahan air limbah modern dan manajemen risiko, sehingga operator dapat menjalankan fasilitas dengan lebih efisien dan berkelanjutan.Â
Surabaya juga bekerja sama dengan universitas lokal untuk penelitian dan pengembangan solusi pengelolaan air limbah.
4. Kepatuhan Terhadap Regulasi
Kesuksesan WWTP juga sangat tergantung pada kepatuhan terhadap regulasi pemerintah terkait standar kualitas air limbah yang dikeluarkan.Â
Pemerintah di banyak negara telah menetapkan peraturan yang ketat terkait pembuangan air limbah, yang harus dipatuhi oleh setiap pengelola WWTP.Â
Kegagalan untuk mematuhi regulasi ini tidak hanya dapat menyebabkan kerusakan lingkungan, tetapi juga dapat berujung pada sanksi hukum.
Di DKI Jakarta, regulasi yang ketat diberlakukan untuk memastikan air limbah dari pabrik dan perumahan diolah sesuai standar lingkungan.Â
Misalnya, Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta melakukan inspeksi berkala dan mengharuskan perusahaan memiliki IPAL sesuai standar baku mutu.Â
Salah satu contoh penerapannya adalah di WWTP Pluit yang memastikan air limbah domestik dan pabrik di sekitar Jakarta Utara sudah memenuhi standar sebelum dibuang ke laut.