Seni batik, yang merupakan salah satu warisan budaya Indonesia, memiliki tempat yang istimewa di hati masyarakat.Â
Setiap helai batik tidak hanya menjadi kain biasa, tetapi juga sebuah karya seni yang kaya akan makna, tradisi, dan ekspresi kreatif dari pembuatnya.Â
Di SLB-C Angkasa Halim Perdanakusuma Jakarta, seni batik menjadi salah satu cara bagi siswa dengan kebutuhan khusus, khususnya tuna grahita, untuk mengekspresikan diri dan menorehkan harapan di tengah keterbatasan yang mereka hadapi.Â
Melalui program seni batik pesawat, siswa-siswa ini menunjukkan bahwa keterbatasan intelektual tidak menghalangi mereka untuk berkarya dan berkontribusi pada masyarakat.
SLB-C Angkasa Halim Perdanakusuma Jakarta adalah institusi pendidikan yang memberikan layanan bagi anak-anak dengan hambatan intelektual.Â
Anak-anak tuna grahita, yang memiliki IQ di bawah rata-rata, sering kali menghadapi berbagai tantangan dalam aspek kognitif, sosial, dan emosional.Â
Meskipun demikian, mereka memiliki potensi luar biasa dalam bidang seni, dan seni batik menjadi salah satu medium yang ideal untuk mengembangkan kreativitas mereka.
Kepala SLB-C Angkasa Halim Perdanakusuma Jakarta Tri Atmojo, S.Pd, untuk program membatik di sekolah ini tidak hanya bertujuan untuk mengajarkan teknik dasar, tetapi juga untuk membangun rasa percaya diri dan kemandirian siswa.Â
Batik dengan motif pesawat dipilih karena melambangkan kebebasan, impian, dan semangat untuk terbang tinggi, yang sangat relevan dengan perjalanan hidup siswa tuna grahita.