Mohon tunggu...
Jandris Slamat Tambatua
Jandris Slamat Tambatua Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pascasarjana MSDM, Pemerhati Lingkungan, Competency Assessor

"Manusia Kerdil Yang Berusaha Mengapai Bintang"

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Urbanisasi Berkelanjutan, Pengawasan Menyeluruh untuk Mewujudkan Kota dan Permukiman yang Inklusif, Aman, dan Tangguh

23 Agustus 2024   21:40 Diperbarui: 23 Agustus 2024   21:47 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Urbanisasi berkelanjutan bukan hanya tentang membangun lebih banyak gedung atau infrastruktur, tetapi juga tentang memastikan bahwa pertumbuhan tersebut dilakukan dengan cara yang inklusif, aman, tangguh, dan berkelanjutan.

Urbanisasi di Indonesia telah meningkat pesat dalam beberapa dekade terakhir. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2020, lebih dari 56% populasi Indonesia tinggal di wilayah perkotaan. 

Proses urbanisasi ini membawa perubahan signifikan, baik dalam aspek sosial, ekonomi, maupun lingkungan. Namun, urbanisasi yang tidak terkendali juga menimbulkan berbagai tantangan, seperti kemacetan lalu lintas, polusi udara, degradasi lingkungan, serta kesenjangan sosial yang semakin lebar. 

Oleh karena itu, diperlukan pendekatan urbanisasi yang berkelanjutan untuk memastikan bahwa kota dan permukiman di Indonesia berkembang secara inklusif, aman, tangguh, dan berkelanjutan.

Sebagai bagian dari komitmen global, Indonesia telah mengadopsi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) 11, yang bertujuan untuk menjadikan kota dan permukiman manusia inklusif, aman, tangguh, dan berkelanjutan. 

Pengawasan menyeluruh terhadap indikator-indikator utama dalam SDGs 11 menjadi kunci untuk mencapai tujuan ini. 

Berikut adalah penjelasan tentang 9 indikator utama dari SDGs 11 yang relevan di Indonesia, beserta contohnya masing-masing:

1. Perumahan yang Memadai dan Terjangkau

Krisis perumahan masih menjadi masalah utama di banyak kota besar di Indonesia, terutama di Jakarta. Menurut data BPS tahun 2022, sekitar 22,5% penduduk Jakarta masih tinggal di permukiman kumuh. 

Pemerintah telah meluncurkan program Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) sebagai solusi untuk menyediakan perumahan terjangkau bagi masyarakat berpenghasilan rendah. 

Meskipun demikian, masih banyak tantangan dalam memastikan kualitas dan aksesibilitas perumahan yang layak bagi semua lapisan masyarakat.

2. Transportasi Publik yang Aman dan Terjangkau

Transportasi publik di Indonesia, khususnya di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya, terus mengalami perbaikan. 

Salah satu contoh adalah pengembangan Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta yang telah beroperasi sejak 2019.

MRT ini tidak hanya mengurangi kemacetan lalu lintas tetapi juga mengurangi emisi karbon dari penggunaan kendaraan pribadi. 

Meski demikian, masih diperlukan upaya untuk memperluas jangkauan dan meningkatkan integrasi antar moda transportasi agar lebih banyak masyarakat yang beralih ke transportasi publik.

3. Urbanisasi Inklusif dan Teratur

Urbanisasi yang inklusif dan teratur sangat penting untuk menghindari ketimpangan sosial dan eksklusi. 

Kota Surabaya adalah salah satu contoh sukses dalam mengimplementasikan program kampung tematik, yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat di kawasan padat penduduk melalui pemberdayaan ekonomi lokal dan perbaikan lingkungan. 

Program ini telah membantu banyak kampung di Surabaya menjadi lebih bersih, hijau, dan mandiri secara ekonomi.

4. Pelestarian Warisan Budaya dan Alam

Di tengah pesatnya urbanisasi, pelestarian warisan budaya dan alam sering kali terabaikan. 

Yogyakarta adalah contoh kota yang berhasil menjaga warisan budaya di tengah modernisasi. 

Kawasan Malioboro, misalnya, tetap menjadi pusat budaya dan pariwisata yang penting, sambil tetap melakukan renovasi dan pengembangan infrastruktur yang mendukung kelestarian budaya. 

Selain itu, pemerintah daerah juga menginisiasi program untuk melestarikan warisan budaya seperti batik dan gamelan melalui pendidikan dan pariwisata.

5. Pengurangan Dampak Lingkungan Perkotaan

Kota-kota besar di Indonesia, seperti Jakarta, menghadapi masalah serius terkait polusi udara dan limbah. 

Untuk mengurangi dampak lingkungan, pemerintah DKI Jakarta telah mengadopsi kebijakan Jakarta Langit Biru, yang bertujuan untuk menurunkan emisi karbon melalui pembatasan kendaraan bermotor dan penggunaan energi terbarukan. 

Program ini diharapkan dapat mengurangi polusi udara secara signifikan dan meningkatkan kualitas hidup warga kota.

6. Ketangguhan Terhadap Bencana

Indonesia adalah negara yang rawan bencana alam seperti gempa bumi, banjir, dan letusan gunung berapi. 

Kota Semarang, yang sering dilanda banjir rob, telah mengembangkan program tangguh bencana melalui pembangunan tanggul laut dan sistem drainase yang lebih baik. 

Selain itu, edukasi masyarakat tentang kesiapsiagaan bencana juga terus ditingkatkan untuk meminimalisir dampak dari bencana yang mungkin terjadi.

7. Keterlibatan Partisipatif dalam Perencanaan Kota

Keterlibatan masyarakat dalam perencanaan kota sangat penting untuk memastikan kebijakan yang diambil sesuai dengan kebutuhan lokal. 

Di Kota Bandung, program Bandung Juara mendorong partisipasi masyarakat dalam merancang kebijakan kota melalui platform digital dan forum-forum diskusi. 

Hal ini menciptakan transparansi dan akuntabilitas yang lebih baik dalam pengambilan keputusan, serta meningkatkan rasa kepemilikan warga terhadap kota mereka.

8. Akses ke Ruang Publik yang Aman dan Inklusif

Ruang publik yang aman dan inklusif memainkan peran penting dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat perkotaan. 

Kota Surabaya kembali menjadi contoh melalui pembangunan taman kota yang tidak hanya berfungsi sebagai tempat rekreasi, tetapi juga sebagai ruang sosial yang inklusif bagi semua kalangan. 

Taman Bungkul, misalnya, telah mendapatkan penghargaan sebagai salah satu taman terbaik di Asia karena fasilitasnya yang ramah untuk berbagai kelompok, termasuk anak-anak, lansia, dan penyandang disabilitas.

9. Pembangunan yang Berkelanjutan

Pembangunan berkelanjutan mengintegrasikan aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi dalam setiap tahap pembangunan kota. 

Di Bali, konsep green tourism telah diadopsi secara luas untuk memastikan bahwa pariwisata tidak merusak lingkungan dan tetap memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat lokal. 

Penggunaan energi terbarukan di hotel-hotel dan restoran, serta pengelolaan limbah yang baik, adalah contoh nyata dari bagaimana pembangunan berkelanjutan dapat diterapkan di sektor pariwisata.

Urbanisasi berkelanjutan adalah tantangan besar bagi Indonesia, tetapi juga merupakan peluang untuk menciptakan kota-kota yang lebih inklusif, aman, tangguh, dan berkelanjutan. 

Melalui pengawasan menyeluruh terhadap indikator-indikator SDGs 11, serta contoh-contoh sukses yang telah diimplementasikan di berbagai kota di Indonesia, diharapkan dapat memberikan inspirasi dan panduan bagi pengembangan kota yang lebih baik di masa depan. 

Langkah-langkah ini tidak hanya akan meningkatkan kualitas hidup masyarakat saat ini, tetapi juga memastikan bahwa kota-kota Indonesia dapat menghadapi tantangan global yang semakin kompleks.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun