Gula sering kali menjadi fokus penelitian kesehatan karena dampaknya yang langsung terhadap metabolisme dan kesehatan jangka panjang.
Meskipun sering kali dipandang negatif, gula dalam jumlah moderat tetap diperlukan oleh tubuh, terutama sebagai bahan bakar bagi otak dan otot.
Menurut penelitian yang dipublikasikan dalam The American Journal of Clinical Nutrition (2020), konsumsi gula sederhana dalam jumlah moderat diperlukan untuk menyediakan energi cepat bagi tubuh, terutama untuk otak yang menggunakan glukosa sebagai bahan bakar utama.Â
Namun, konsumsi gula berlebih dapat meningkatkan risiko penyakit metabolik seperti diabetes tipe 2.
Contoh: Gula dalam bentuk sederhana sering ditemukan dalam buah-buahan, tetapi dalam bentuk olahan, seperti gula pasir, digunakan untuk mempermanis minuman, kue, dan makanan penutup lainnya.
2. Kacang Kering
Kacang kering tidak basi karena merupakan sumber protein nabati yang penting dan kaya akan serat, vitamin, dan mineral.Â
Mereka sering dianggap sebagai pengganti daging dalam diet vegetarian atau vegan dan telah terbukti membantu kesehatan jantung dan pencernaan melalui berbagai penelitian.
Penelitian yang dipublikasikan oleh Journal of Nutrition (2021) menunjukkan bahwa kacang kering, seperti kacang merah dan kacang polong, kaya akan protein nabati, serat, dan mikronutrien seperti folat dan magnesium.Â
Konsumsi kacang kering secara teratur dapat mengurangi risiko penyakit kardiovaskular dan mendukung kesehatan pencernaan.