Mohon tunggu...
Jandris Slamat Tambatua
Jandris Slamat Tambatua Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pascasarjana MSDM, Pemerhati Lingkungan, Competency Assessor

"Manusia Kerdil Yang Berusaha Mengapai Bintang"

Selanjutnya

Tutup

Horor Pilihan

Bayangan di Pintu Merah

26 Mei 2024   13:05 Diperbarui: 26 Mei 2024   13:25 1237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Kuil Xianlong dan pintu merahnya tetap menjadi tempat yang sakral (sumber: bing/AI)

Mereka membakar dupa, menyalakan lentera, dan melantunkan doa-doa untuk menenangkan roh-roh yang marah. 

Xiao Mei diminta untuk memohon maaf di depan pintu merah dan berjanji untuk tidak mengulangi kesalahannya.

Saat upacara berlangsung, Xiao Mei merasakan kehadiran roh-roh di sekitarnya. 

Ia merasakan bayangan wanita tua itu mendekat, tetapi kali ini, tatapannya tidak lagi penuh dendam, melainkan penuh dengan kelegaan. 

Setelah upacara selesai, Xiao Mei merasa beban berat yang ia rasakan selama ini perlahan menghilang.

Sejak malam itu, mimpi buruknya berhenti dan bayangan-bayangan mengerikan tidak lagi mengganggunya. 

Xiao Mei belajar untuk lebih menghormati tradisi dan mitos desa, menyadari bahwa ada kekuatan yang lebih besar di balik cerita-cerita yang tampak sepele.

Ilustrasi Kuil Xianlong dan pintu merahnya tetap menjadi tempat yang sakral (sumber: bing/AI)
Ilustrasi Kuil Xianlong dan pintu merahnya tetap menjadi tempat yang sakral (sumber: bing/AI)

Kuil Xianlong dan pintu merahnya tetap menjadi tempat yang sakral, dihormati oleh seluruh penduduk desa. 

Xiao Mei, dengan pengalaman yang mendalam, selalu mengingatkan orang-orang untuk menghormati leluhur dan tradisi, agar roh-roh yang tak terlihat tetap tenang dan damai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun