Tiba-tiba, wanita tua itu menghilang dan Xiao Mei merasakan sesuatu yang berat menekan bahunya.
Dengan susah payah, Xiao Mei berhasil melarikan diri dari kuil dan kembali ke rumahnya.Â
Sejak malam itu, ia mulai mengalami mimpi-mimpi buruk tentang roh-roh yang mengejarnya.Â
Dalam mimpinya, ia selalu berada di depan pintu merah, dan bayangan wanita tua itu selalu muncul dengan tatapan penuh dendam.
Semakin hari, Xiao Mei semakin merasa bahwa mimpinya bukan hanya sekedar mimpi.Â
Ia mulai melihat bayangan wanita tua itu di sudut-sudut rumahnya, dan suara berbisik yang mengerikan selalu mengganggunya di malam hari.Â
Keluarganya yang khawatir, membawa Xiao Mei ke seorang tabib dan pendeta desa untuk meminta bantuan.
Pendeta desa, seorang pria bijaksana bernama Tuan Li, mendengarkan cerita Xiao Mei dengan seksama.Â
Tuan Li berkata, "Kau telah melanggar aturan suci dengan membuka pintu merah itu"Â
"Kita harus mengadakan upacara pemurnian untuk menenangkan roh-roh yang terganggu"
Pada malam berikutnya, Tuan Li dan penduduk desa mengadakan upacara pemurnian di Kuil Xianlong.Â