"Rakus makan merupakan perilaku makan yang dilakukan dengan cepat, tanpa memperhatikan rasa makanan atau sinyal kenyang dari tubuh".
Fenomena mukbang yang pernah populer beberapa tahun belakangan ini telah membuka diskusi mengenai binge eating disorder.Â
Konten kreator mukbang seringkali menampilkan konsumsi makanan dalam porsi yang besar, mengundang perhatian banyak orang.Â
Namun, kebiasaan ini dapat membawa dampak negatif terutama terkait dengan kontrol nafsu makan dan penampilan fisik.
Rakus makan seringkali melibatkan makan dalam jumlah besar dengan kurangnya kesadaran terhadap proses makan.Â
Perilaku ini dapat berkontribusi pada kebiasaan makan berlebihan dan kurangnya kendali berat badan.Â
Praktik mindful eating dihadirkan sebagai alternatif untuk mengubah kebiasaan makan rakus, dengan menekankan perhatian penuh terhadap pengalaman makan dan kesadaran akan sinyal tubuh.
Mukbang dan Binge Eating Disorder
Mukbang, dengan segala daya tarik visualnya, telah memunculkan kekhawatiran terkait binge eating disorder.Â
Banyak konten kreator yang tanpa sadar memperlihatkan perilaku makan dalam jumlah besar, menimbulkan pertanyaan tentang dampaknya terhadap kesehatan mental dan fisik.Â
Kejadian ini membawa kita pada pertanyaan penting: bagaimana kita seharusnya mengonsumsi makanan dengan benar?
Statistik Gangguan Makan
Studi terhadap 9.282 orang Amerika berbahasa Inggris pada tahun 2007 mengenai kesehatan mental mengungkapkan bahwa 3,5 persen wanita dan 2,0 persen pria pernah mengalami gangguan makan berlebihan selama hidup mereka.Â
Angka ini menyoroti kekhawatiran yang perlu diperhatikan terutama dalam era di mana tekanan sosial dan media sosial dapat mempengaruhi persepsi tubuh dan kebiasaan makan.
Mindful Eating sebagai Solusi
Salah satu pendekatan yang dapat membantu mengatasi kebiasaan makan berlebihan adalah konsep mindful eating atau makan dengan penuh kesadaran.Â
Dengan mempraktikkan mindful eating, seseorang diajarkan untuk lebih menyadari makanan yang dikonsumsi, mengidentifikasi nafsu makan yang sebenarnya, dan menikmati makanan dengan lebih penuh perasaan.
Dampak Kadar Gula Darah
Sebuah penelitian dari Cornell University menemukan bahwa makan saat tidak lapar dapat berdampak pada kesehatan fisik.Â
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketika seseorang makan tanpa merasakan lapar, kadar gula darah dapat meningkat lebih banyak dibandingkan jika mereka menunggu hingga benar-benar merasa lapar.Â
Hal ini menunjukkan bahwa mengikuti dorongan makan yang tidak terkendali dapat berkontribusi pada masalah kesehatan lebih lanjut.
Mengubah Pola Makan
Untuk menghindari rakus saat makan, penting untuk mengubah pola makan menjadi lebih sadar.Â
Mulailah dengan mengidentifikasi nafsu makan yang sebenarnya dan memberikan diri kita waktu untuk merasakan lapar sebelum makan.Â
Praktikkan mindful eating dengan memperhatikan rasa, tekstur, dan aroma makanan.
Dalam godaan makanan dan tekanan sosial terkait penampilan, mindful eating menjadi solusi yang relevan.Â
Dengan menghindari perilaku makan berlebihan dan mengonsumsi makanan dengan penuh kesadaran, kita dapat menciptakan hubungan yang lebih sehat dengan makanan dan meningkatkan kesehatan secara menyeluruh.Â
Sebagai individu, kita memiliki kendali penuh terhadap keputusan makan kita, dan dengan memilih untuk makan dengan bijak, kita dapat mencapai keseimbangan yang lebih baik antara nikmati dan pertahankan kesehatan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI