Mohon tunggu...
Jandris Slamat Tambatua
Jandris Slamat Tambatua Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pascasarjana MSDM, Pemerhati Lingkungan, Competency Assessor

"Manusia Kerdil Yang Berusaha Mengapai Bintang"

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kalau Makan Jangan Rakus

10 Februari 2024   17:00 Diperbarui: 10 Februari 2024   17:14 472
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kalau makan jangan rakus (Dok. Pribadi)

"Rakus makan merupakan perilaku makan yang dilakukan dengan cepat, tanpa memperhatikan rasa makanan atau sinyal kenyang dari tubuh".

Fenomena mukbang yang pernah populer beberapa tahun belakangan ini telah membuka diskusi mengenai binge eating disorder. 

Konten kreator mukbang seringkali menampilkan konsumsi makanan dalam porsi yang besar, mengundang perhatian banyak orang. 

Namun, kebiasaan ini dapat membawa dampak negatif terutama terkait dengan kontrol nafsu makan dan penampilan fisik.

Rakus makan seringkali melibatkan makan dalam jumlah besar dengan kurangnya kesadaran terhadap proses makan. 

Perilaku ini dapat berkontribusi pada kebiasaan makan berlebihan dan kurangnya kendali berat badan. 

Praktik mindful eating dihadirkan sebagai alternatif untuk mengubah kebiasaan makan rakus, dengan menekankan perhatian penuh terhadap pengalaman makan dan kesadaran akan sinyal tubuh.

Mukbang dan Binge Eating Disorder

Mukbang, dengan segala daya tarik visualnya, telah memunculkan kekhawatiran terkait binge eating disorder. 

Banyak konten kreator yang tanpa sadar memperlihatkan perilaku makan dalam jumlah besar, menimbulkan pertanyaan tentang dampaknya terhadap kesehatan mental dan fisik. 

Kejadian ini membawa kita pada pertanyaan penting: bagaimana kita seharusnya mengonsumsi makanan dengan benar?

Statistik Gangguan Makan

Studi terhadap 9.282 orang Amerika berbahasa Inggris pada tahun 2007 mengenai kesehatan mental mengungkapkan bahwa 3,5 persen wanita dan 2,0 persen pria pernah mengalami gangguan makan berlebihan selama hidup mereka. 

Angka ini menyoroti kekhawatiran yang perlu diperhatikan terutama dalam era di mana tekanan sosial dan media sosial dapat mempengaruhi persepsi tubuh dan kebiasaan makan.

Mindful Eating sebagai Solusi

Salah satu pendekatan yang dapat membantu mengatasi kebiasaan makan berlebihan adalah konsep mindful eating atau makan dengan penuh kesadaran. 

Dengan mempraktikkan mindful eating, seseorang diajarkan untuk lebih menyadari makanan yang dikonsumsi, mengidentifikasi nafsu makan yang sebenarnya, dan menikmati makanan dengan lebih penuh perasaan.

Dampak Kadar Gula Darah

Sebuah penelitian dari Cornell University menemukan bahwa makan saat tidak lapar dapat berdampak pada kesehatan fisik. 

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketika seseorang makan tanpa merasakan lapar, kadar gula darah dapat meningkat lebih banyak dibandingkan jika mereka menunggu hingga benar-benar merasa lapar. 

Hal ini menunjukkan bahwa mengikuti dorongan makan yang tidak terkendali dapat berkontribusi pada masalah kesehatan lebih lanjut.

Mengubah Pola Makan

Untuk menghindari rakus saat makan, penting untuk mengubah pola makan menjadi lebih sadar. 

Mulailah dengan mengidentifikasi nafsu makan yang sebenarnya dan memberikan diri kita waktu untuk merasakan lapar sebelum makan. 

Praktikkan mindful eating dengan memperhatikan rasa, tekstur, dan aroma makanan.

Dalam godaan makanan dan tekanan sosial terkait penampilan, mindful eating menjadi solusi yang relevan. 

Dengan menghindari perilaku makan berlebihan dan mengonsumsi makanan dengan penuh kesadaran, kita dapat menciptakan hubungan yang lebih sehat dengan makanan dan meningkatkan kesehatan secara menyeluruh. 

Sebagai individu, kita memiliki kendali penuh terhadap keputusan makan kita, dan dengan memilih untuk makan dengan bijak, kita dapat mencapai keseimbangan yang lebih baik antara nikmati dan pertahankan kesehatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun