Mohon tunggu...
Jandris Slamat Tambatua
Jandris Slamat Tambatua Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pascasarjana MSDM, Pemerhati Lingkungan, Competency Assessor

"Manusia Kerdil Yang Berusaha Mengapai Bintang"

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Secangkir Kopi di Akhir Tahun 2022

31 Desember 2022   17:05 Diperbarui: 31 Desember 2022   17:13 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"SECANGKIR KOPI  DI AKHIR TAHUN 2022"

Terbangun ku dalam impian, tertegun melayang diperaduan. Hamparan Robusta merambah ingatan, secangkir kopi menambah kenangan. Rangkaian melati gubuk  angkringan dengan semilir angin menambah alunan nada dan tercium aroma kopi khas seduhan.

Disudut dekat pertokoan itu, ku hampiri sesaat kopi olahan. Tak hiraukan dengan suara kebisingan deru debu jalanan. Nikmatnya suasana kota diselingi dengan aroma robusta yang khas, menambah indahnya rasa seperti aroma robusta serta cita rasa sentuhan jemari.

Secangkir kopi meracik hayalan, menambahkan arang kopi jamuan tempo dulu, terasa sensasi alam dipersimpangan tugu Jogja. 

Seteguk cangkir robusta nan menawan dibawah cahatya rembulan, membuat terasa hangat hati perasaan. Hati gulandah terasa menyenangkan, semilir aroma kopi suasana pedesaan indah permai.

Malam sudah ku lewati sepi, beberapa langkah yang ku lalui. Menghirup udara dingin mengigil sepi terasa  sunyi dan tak ada harapan lagi tuk mengetuk pintu jeruji besi. Bertarung dengan nafsu melawan mimpi, hanya diam rasa sesal didalam hati.

Biarkan udara cahaya rembulan, seperti terlihat pacaran hidup setiap detik dengan membuka lembaran semua rizki.  Seakan baik saling membenci dan burung-burung riang bernyanyi serta jiwa muda gagah berani. Bergegas bangkit melawan sepi seperti perjuangan hidup tiada berarti. 

Derasnya hujan menetes pagi, menunggu reda tiada henti dan bergaul akrab dengan hari. 

Disela rintihan kecamuk emosi... 

Bila kau tak mengharap lagi tuk menunggu  lisan sabar menanti. 

Bila saatnya tiba datang kembali tuk berharap sapa mendapat duri . 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun