Mohon tunggu...
Jamjam Sapaat
Jamjam Sapaat Mohon Tunggu... Guru - Pemerhati Pendidikan

Awardee of Teacher's Profesional Development in South Australia 2017 | Teacher Training in University of Adelaide

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Hei Orang Tua, Setop Menyalahkan Guru!

9 Mei 2020   23:00 Diperbarui: 20 Juni 2020   17:29 776
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Meskipun sudah berjalan sampai sekarang, PPK ini belum bisa melengkapi ketercapaian karakter yang diinginkan bila TCC ini tidak digerakan atau dipraktekan dalam visi dan misi bersama antara Guru, Siswa dan Orang Tua. 

Sebagai contoh gambaran dalam dunia pendidikan tentang bagaimana karakter mampu mengubah perilaku seseorang adalah kurikulum yang dipakai di beberapa negara maju. Misalnya, Jepang terkenal dengan pendidikan moral yang disebut dengan "Kokoro No Note" atau buku catatan. Buku tersebut dirancang dan dilengkapi dengan bahan belajar soal pendidikan moral. 

Di Singapura, pendidikan moral diterapkan dalam Character and Citizenship Education (CCE) sebagai jantung dalam sistem pendidikan. Begitupun pemdidikan moral yang diterapkan di Finlandia. Negara yang memiliki reputasi pendidikan terbaik di dunia. 

Apakah pendidikan negara-negara yang lebih mengedepankan moral itu gagal atau lebih sukses dari pada yang hanya sekedar mengedepankan transfer ilmu saja? 

Jawabannya jelas, lebih sukses dan beradab. Mungkin bila ada rezeki, bisa kita jalan-jalan ke negara tersebut, dijamin betah dan aman. Itulah pentingnya pendidikan moral. 

Untuk para ibu dan bapak yang berperan sebagai orang tua, di tengah pandemi Covid-19 ini, ibu bapak baru diuji dalam membimbing pembelajaran saja sudah kewalahan minta ampun sudah banyak keluhan ini itu padahal itu anak sendiri, itu baru beberapa bulan, bagaimana dengan Guru?  

Mereka (guru) tidak pernah merasa mengeluh dalam mengajar meski ada sampai saat ini beberapa guru yang kucuran keringatnya hanya dibayar dengan cap "Ikhlas". 

Andai adab bisa dibayar dengan uang, mungkin sekolah-sekolah favorit berlebel taraf ini dan itu layaknya promosi marketing  dan orang yang berduit pasti mampu membayar "Adab". 

Itulah kenapa Keluarga Hebat bukanlah keluarga yang berpendidikan tinggi dan berduit tetapi Keluarga Hebat adalah orang tua yang mampu mengintropeksikan diri sendiri. Penulis paham, bahwa ini tidak mudah. 

Penulis pun seorang guru yang baru dikaruniai satu anak itu pun masih balita, sudah gemetar membuka pintu masa depan, apalagi ibu bapak yang memiliki lebih dari satu anak, ini tidak bisa main-main demi perkembangan anak haruslah ditata sebagai langkah antisipatif dalam merencanakan masa depan. 

Maka dari itu, marilah kita berpegang erat bersama menjalankan konsep TCC, yaitu tindakan dan komunikasi yang baik antara Guru, Siswa, dan Orangtua. Analoginya, singa tidak mungkin memakan singa atau mememakan anak singa, tetapi manusia? Mungkin terjadi, maka beradablah sebelum berilmu, karna Adab tidak mengenal umur. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun