Mohon tunggu...
Jamjam Sapaat
Jamjam Sapaat Mohon Tunggu... Guru - Pemerhati Pendidikan

Awardee of Teacher's Profesional Development in South Australia 2017 | Teacher Training in University of Adelaide

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Hei Orang Tua, Setop Menyalahkan Guru!

9 Mei 2020   23:00 Diperbarui: 20 Juni 2020   17:29 776
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siswa: Tidak pa. 

Guru: Kenapa?

Siswa: Bapa & ibu saya pun belum bangun pa.

Guru: Berarti tadi tidak solat Shubuh?

Siswa: Tidak pa . . . Maaf. 

Itu hanya salah satu contoh gambaran yang bisa kita jadikan ibroh (pelajaran), dan masih banyak hal-hal lain dari rumah yang membawa ketidaksuksesannya perilaku anak, ditambah bila lingkungan sekitar rumah yang tidak mendukung, sudah pasti menjadi sasaran empuk untuk jadi objek yang selalu dinasehati karena perilakunya baik dari temannya maupun guru-guru termasuk guru BK di sekolahnya. 

Sampai saat ini, penulis belum yakin ada Guru Hebat yang bisa menjadikan Siswa Hebat tanpa didasari dari Keluarga Hebat. Keluarga Hebat itu bukan berarti orang tuanya yang berpendidikan tinggi dan berduit, tapi orang tua yang mampu intropeksi diri dalam perilakunya sendiri. 

"Like Father, Like Son" tersirat bahwa peran orang tua sangat mempengaruhi perkembangan anaknya (Linneman, 481:2014), itulah peribahasa yang bisa kita jadikan cerminan sebagai intropeksi diri kita sendiri dalam mendidik anak. 

Kita ambil contoh sekolah yang polanya cetakannya mendidik, seperti Pesantren dan sekolah-sekolah berasrama lainnya, mereka dididik dan dicetak  sesuai pola yang ingin dicapai. Contoh lainnya sekolah yang pola nya memberikan pengajaran (transfer ilmu) saja tapi berusaha semaksimal mungkin untuk merubah perilaku siswanya seperti sekolah umum. 

Ada juga pola yang hanya ingin mencapai tujuan tertentu dalam memperdalam dan mengembangkan suatu ilmu sesuai minat & bakatnya, itu bisa didapatkan di lembaga pelatohan atau kursus. 

Tetapi, apakah semua itu mampu merubah perilaku anak secara kaffah (menyeluruh)? Jawabannya tidak semuanya mampu, karna ada porsi suapan dan takarannya masing-masing. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun