Salam dan bahagia Bapak dan Ibu guru hebat
Saya James Gerson Mansula calon guru penggerak angkatan 11 dari SMA Negeri Bolan Kabupaten Malaka. Pada kesempatan kali ini, saya akan memaparkan koneksi antar materi modul 2.1 tentang pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar murid.
Dalam melaksanakan pembelajaran di kelas, saya memperhatikan beberapa poin yang menurut saya penting yaitu tujuan pembelajaran yang akan dicapai, materi pembelajaran (konten), model pembelajaran dan asesmen yang digunakan. Empat poin tersebut, semuanya saya sama ratakan untuk semua murid dalam kelas. Artinya semua murid belajar mendapatkan materi yang sama, dengan cara yang sama dan dinilai dengan cara yang sama. Saya tidak memperhatikan aspek kemampuan dan minat masing-masing murid.
Namun pemahaman saya berubah setelah mempelajari modul 2.1 tentang pembelajaran yang memenuhi kebutuhan belajar murid. Saya sadar bahwa banyak murid yang akan tertinggal dengan cara mengajar saya sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh pemberian materi, proses pembelajaran dan asesmen yang tidak memperhatikan kebutuhan murid seperti kesiapan belajar, minat dan profil belajar masing-masing murid. Padahal sejatinya, setiap individu murid memiliki kemampuan dan minatnya masing-masing. Anak kembar sekali pun pasti sangat berbeda kebutuhannya.
Apa yang dimaksud dengan pembelajaran berdiferensiasi?
Pembelajaran berdiferensiasi menurut saya merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang berpihak pada murid yang dapat memenuhi kebutuhan belajarnya sehingga dapat menuntun anak sesuai dengan kodratnya masing-masing. Pembelajaran berdirensiasi memperhatikan aspek kesiapan belajar, minat belajar dan profil belajar murid. Pembelajaran berdiferensiasi memberikan keadilan kepada semua murid karena mereka dapat belajar sesuai dengan kemampuan, karakteristik dan minatnya masing-masing.
Untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar murid, ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh guru yakni :
- Mengamati perilaku murid
Guru perlu mengamati perilaku murid di dalam maupun luar kelas untuk mengetahui kebiasaan, hobi, karakter, minat, cara bersosialisasi dengan orang lain dan lain sebagainya.
- Mengidentifikasi pengetahuan awal
Guru wajib melakukan identifikasi pengetahuan awal murid dapat dilakukan lewat asesmen diagnostik kognitif yang dilakukan di awal pembelajaran atau sebelum memasuki materi yang baru.
- Penggunaan berbagai asesmen formatif
Guru perlu mengumpulkan data tentang kemampuan kognitif murid mengenai materi yang dikuasai. Asesmen formatif memegang peranan penting, dimana guru dapat memantau perkembangan murid sehingga dapat ditingkatkan pada pembelajaran selanjutnya.
- Berbicara dengan guru/ wali kelas murid sebelumnya
Guru dapat menggali informasi tentang murid dari guru/ wali kelas yang sebelumnya pernah mengasuhnya. Dari informasi yang didapatkan, guru dapat mengindentifikasi murid sesuai dengan kebutuhan belajarnya.
- Membaca rapor murid
Dengan membaca rapor murid, guru dapat menganalisis kemampuan kognitif, psikomotorik dan sosial murid agar merancang pembelajaran yang sesuai.
- Melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan
Refleksi membuat guru dapat menganalisa kelemahan dan memperbaiki pembelajaran ke depan. Dengan begitu, guru akan menkondisikan pembelajaran agar dapat menyesuaikan dengan kebutuhan belajar murid.
Bagaimana penerapan pembelajaran berdiferensiasi di Kelas?
Langkah-langkah penerapan pembelajaran berdiferensiasi :
- Menetapkan tujuan pembelajaran
- Melaksanakan asesmen diagnostik (non kognitif dan kognitif)
- Menganalisis hasil asesmen diagnostik untuk memetakan kesiapan belajar, minat belajar dan kesiapan belajar murid
- Menentukan dan merencanakan strategi pembelajaran berdiferensiasi yang sesuai (diferensiasi konten, proses dan produk)
- Mengimplementasi pembelajaran berdiferensiasi di kelas
- Melakukan asesmen dengan teknik penilaian : assesment for learning (penilaian untuk pembelajaran), assessment as learning (penilaian sebagai pembelajaran), learning of assessment (penilaian akhir pembelajaran)
Bagaimana pembelajaran berdiferensiasi dapat memenuhi kebutuhan belajar murid?Â
Dengan mempelajari konsep pembelajaran berdiferensiasi, saya mendapat pencerahan tentang bagaimana penerapan pembelajaran yang dapat memenuhi kebutuhan belajar murid yang terdiri dari kesiapan belajar, minat belajar dan profil belajar siswa.
Kesiapan belajar murid menyatakan bahwa guru melihat kesiapan murid untuk mengetahui kemampuan murid dalam mempelajari materi, konsep atau ketrampilan baru. Sedangkan minat murid bahwa guru memberikan pilihan kepada murid untuk belajar sesuai dengan minatnya sehingga dapat meningkatkan motivasinya dan profil belajar murid bahwa guru memberikan kesempatan kepada murid untuk belajar sesuai dengan gaya belajarnya, kecerdasan majemuknya, pengaruh budaya dan lingkungannya.
Setelah melakukan identifikasi terhadap kebutuhan belajar murid, selanjutnya guru merancang dan menerapkan strategi pembelajaran berdiferensiasi, yang terdiri dari :
- Diferensiasi konten
Konten berhubungan dengan materi yang akan diajarkan kepada murid. Pemilihan konten berdasarkan hasil analisis kebutuhan belajar murid yang dilakukan sebelum pembelajaran. Guru dapat memkombinasikan materi sesuai dengan kesiapan belajar, minat dan profil belajar murid. Diferensiasi konten juga dapat dilakukan berdasarkan tingkat pemahaman siswa mengenai materi tersebut.
- Diferensiasi proses
Diferensiasi proses dapat mempertimbangkan gaya belajar siswa misalnya visual, auditori atau kinestetik. Selain itu, guru juga dapat memvariasikan pembelajaran dengan cara berkelompok atau individual.
- Diferensiasi produk
Diferensiasi produk dapat dilakukan dengan memberikan kebebasan kepada murid untuk dapat memilih produk/ hasil yang diharapkan (sesuai dengan tujuan pembelajaran) lewat berbagai macam bentuk.
Â
Bagaimana pembelajaran berdiferensiasi dapat membantu mencapai hasil belajar yang optimal?
Dengan menerapkan pembelajaran berdiferensiasi di kelas, tidak secara otomatis murid lansung mencapai hasil belajar yang optimal. Pembelajaran berdiferensiasi hanya sebagai usaha guru untuk memenuhi kebutuhan belajar muridnya. Cara untuk mengukur pembelajaran berdiferensiasi yang dilakukan tersebut berhasil atau mencapai hasil belajar yang optimal yaitu lewat asesmen. Asesmen merupakan kesatuan dari proses pembelajaran itu sendiri. Asesmen menjadi dasar pertimbangan tentang ketercapaian tujuan pembelajaran.
Dalam pembelajaran berdiferensiasi, terdapat tiga jenis asesmen yang dipakai untuk mengevaluasi prose pembelajaran yakni asesmen sebagai proses pembelajaran (assessment as Learning), asesmen untuk proses pembelajaran (assessment for Learning), dan asesmen pada akhir proses pembelajaran (assessment of learning). Hasil dari tiga jenis asesmen ini yang kemudian dimanfaatkan sebagai umpan balik untuk perbaikan pembelajaran sehingga murid dapat mencapai hasil belajar yang lebih optimal.
Â
Bagaimana kaitan antara materi dalam modul ini dengan modul lain di Program Pendidikan Guru Penggerak?
Salah satu filosofi pemikiran Ki Hajar Dewantara adalah sistem among. Dalam sistem among ini, guru harus menuntun murid untuk berkembang sesuai kodratnya.
Sistem among ini menjadi salah satu dasar dalam penerapan pembelajaran berdiferensiasi, dimana guru melaksanakan pembelajaran di kelas yang mampu menjawab kebutuhan belajar murid. Guru harus lebih proaktif sehingga dapat mengetahui karakter, kemampuan dan minat masing-masing murid.
Dalam melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi, tentunya guru dituntut untuk memiliki nilai-nilai seperti mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif, dan berpihak pada murid. Guru yang tidak memiliki nilai-nilai tersebut tentunya akan sulit melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi. Dengan melaksanakan pembelajaran berdiferensias makan menunjukan peran seorang guru penggerak untuk menjadi pemimpin pembelajaran, menggerakkan komunitas praktis, menjadi coach bagi guru lain, mendorong kolaborasi antar guru, serta mewujudkan kepemimpinan murid.
Seorang guru penggerak memiliki visi ke depan untuk mewujudkan perubahan positif dan murid yang memiliki profil pelajar pancasila. Untuk mewujudkan visi tersebut, dapat dilakukan dengan salah satu cara yaitu melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi.
Pembelajaran berdiferensiasi yang dihayati oleh semua guru disetiap pembelajaran dikelas tentunya akan menjadi sebuah budaya positif yang akan membawa dampak yang sangat baik bagi kemajuan pendidikan Indonesia.
SUMBER :
https://smadangawi.sch.id/smd.memenuhi-kebutuhan-belajar-murid-melalui-pembelajaran-berdiferensiasi/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H