Mohon tunggu...
Jamaludin
Jamaludin Mohon Tunggu... Dosen - Guru dan Dosen

Seorang guru dan dosen, lahir di Bah Jambi, 11 Januari 1973 memiliki latar belakang keilmuan teknik informatika, alumni Magister Teknik Informatika Universitas Sumatera Utara. Aktif mengajar di SMK Telkom Medan dan Politeknik Ganesha Medan

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Viral! Kisah Amirah, Hanya Kekuatan Doa dan Usaha, Penderitaan Amirah Anak Piatu yang Tinggal di Pinggiran Sungai Berakhir

19 Februari 2021   06:00 Diperbarui: 16 Juli 2022   15:20 446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gemuruh suara kendaraan bercampur suara klakson di pagi hari tepatnya di jalan Pasar V Tembung Kabupaten Deli Serdang sudah biasa terdengar. Ramai lalu lalangnya pengendara mengawali aktivitas setiap pagi turut memperlancar denyut nadi ekonomi di jalan tersebut. Hal itu wajar, karena jalan tersebut merupakan salah satu akses untuk masuk ke kota Medan.

Tapi siapa yang menyangka di tengah keramaian jalan tersebut, ada seorang anak piatu beserta kakek dan neneknya yang tinggal di bantaran sungai, tetapi banyak orang yang tidak mengetahuinya. Sampai akhirnya doa dari keluarga yang terpinggirkan ini, diijabahi oleh Allah dan menggerakan hamba-hambanya untuk menolongnya.

Apa doa beliau..? Seperti yang pernah terucap saat ngobrol dengan Opung Pane nenek Amirah, dengan kesedihan yang mendalam beliau berdoa, “ Ya Allah bantulah kami untuk keluar dari kesulitan ini, dan jangan sampaikan kami saat Ramadhan masih dalam kondisi seperti ini”.

Ternyata Allah itu tidak tidur, Maha Tahu di saat orang lain tidak tahu atau tidak mau tahu, saat mereka sekian lama tinggal dan tidur hanya beralaskan tanah tanpa atap  dan pembatas seadanya , dengan penerangan yang minim, menahan dinginnya malam, ancaman binatang berbisa. Bahkan dalam kondisi tersebut mereka tetap sabar, menjaga martabat dengan tidak mau meminta-minta dan memilih dengan mencari barang bekas untuk dijual yang tidak seberapa hasilnya hanya untuk bisa mengganjal perut mereka.

Mereka juga  harus bersabar merawat kakek Amirah yang rajin beribadah ke masjid sementara penglihatan dan pendengaran terganggu karena sudah lanjut usia, disaat orang yang kuat tapi tidak mampu untuk melakukannya.

Itulah rahasia doa mereka dikabulkan dengan begitu cepatnya, di balik kesulitan pasti ada kemudahan. Hanya kekuatan do’a dan ibadah mereka lakukan sehingga yang mampu menggerakkan orang jauh mendekatkannya, orang yang tidak kenal menjadi mengenalnya dan orang berat menjadi ringan untuk menolongnya.

***

Postingan yang Membangkitkan Semangat Berbagi

dokpri
dokpri
Postingan  kisah Amirah di media sosial dan media online yang lagi viral,  ternyata banyak menggugah dan menyadarkan para donatur untuk berbagi dari nama pribadi sampai  lembaga  untuk membantu meringankan beban Amirah dan keluarganya. Bantuan terus mengalir, tentunya ini memberikan motivasi bagi keluarga Amirah untuk membuat mereka kembali tersenyum.

Diantara donatur ada dari institusi pendidikan seperti SMK Telkom Medan dan  Politeknik Ganesha Medan serta banyak lagi sumbangan yang sifatnya pribadi-pribadi. Termasuk BKM Al Muhajirin tempat mereka sholat juga turut membantu meringankan beban mereka.

Ada juga bantuan lembaga sosial seperti JBS (Jum’at Berbagi Sugiharjo). Sekedar informasi , bahwa JBS Deli Serdang yang diketuai oleh ibu Tri  Handayani, S.Pd adalah sebuah lembaga yang bergerak di bidang sosial yang berumur belum setahun ini namun kiprahnya sudah aral melintang, banyak menyelesaikan seputar masalah sosial dari yang paling ringan sampai yang paling berat. Khabarnya masalah Amirah adalah masalah yang paling berat  dari masalah yang pernah dialami JBS Deli Serdang

Lembaga Sosial JBS bekerja Cepat Menangani Amirah dan Keluarganya

dokpri
dokpri
Selasa (16/02/21), BKM Al Muhajirin dan lembaga JBS Deli Serdang mengadakan diskusi seputar solusi mengatasi kondisi Amirah dan keluarganya. Hasil rapat bersama  diputuskan bahwa akan mengevakuasi segera Amirah dan keluarganya dari bantaran sungai, mencari rumah sewa dan memikirkan sekolah Amirah serta membicarakan usaha yang akan ditekuni nenek Amirah.  

Keesokan harinya Rabu (17/02/21), hasil keputusan yang sudah disepakati langsung dieksekusi oleh team JBS. Mencari rumah sewah adalah langkah pertama yang dilakukan dan syukurnya langsung ditemukan rumah sewa dengan standar layak huni yang terletak di Batang Kuis dan langsung dibersihkan.

Khawatir cuaca yang buruk karena menurut informasi dari BMG Rabu (17/02/21), dikabarkan pada malam hari yang akan turun hujan, maka hasil kesepakatan bersama harus dilakukan  evakuasi Amirah dan keluarga  dari bantaran sungai ke rumah sewa yang sudah disiapkan oleh team JBS.

Rombongan  team JBS dengan membawa mobil Agya putih  dan mobil pickup,  telah tiba di lokasi. Memang cuaca di sore itu agak sedikit mendung, membuat team JBS bergerak cepat untuk mengumpulkan  barang-barang yang akan dibawah ke mobil pickup.

Saat kakek mau dibawa,  ada yang menarik dimana kakek kelihatan sedih karena beliau menyangka ada penggusuran seraya mengatakan “Mengapa dibongkar, saya sudah enakkan tidur di sini, tolonglah jangan dibongkar”, rengekan kakek kepada team yang dikiranya adalah satpol PP.

Kemudian, nenek Amirah mendekati kakek tersebut menenangkan karena beliau yang lebih tahu 'bahasa' mereka berdua. Baru setelah itu nampak ceria wajah kakek tersebut, seraya mengikuti langkah dari team yang menuntunnya menuju mobil.

Melihat kejadian tersebut, kami tersenyum, maklum aja beliau sudah lanjut usia yang mengalami gangguan mata dan telinga.

Kemudian Amirah dan keluarga diarahkan menaiki mobil Agya Putih diikuti mobil pickup yang mengangkut barang-barang nenek Amirah. Sambil melambaikan tangan  Jam 17.50 mobil-mobil tersebut meninggal lokasi  menuju rumah barunya. 

Melihat mereka sudah tidak lagi tinggal di bantaran sungai  hati saya sangat senang melihatnya. Kemudian satu lagi yang harus diperhatikan selanjutnya  bagaimana menyelamatkan Amirah sehingga bisa sekolah. Karena ini sudah ditangani sepenuhnya oleh team JBS, maka Ini menjadi tanggung jawab  bersama, sembari menunggu lembaga lain yang ingin berkontribusi.

***

Demikian kisah Amirah yang kepingin sekolah, sudah berpindah dari bantaran pinggiran sungai yang mereka tempati kurang lebih hampir 10 hari, sekarang mereka sedang menuju rumah di lokasi yang baru yang lebih baik. 

Selamat menempuh hidup di tempat yang baru Amirah, semoga engkau kelak menjadi anak yang berguna buat agama, bangsa dan negara.  Doa kami menyertaimu.

Semoga kisah ini menjadi pelajaran buat kita semua bagaimana dalam kondisi sesulitpun jangan lupa ingat kepada Allah dan yakinlah sesunguhnya di balik kesulitan pasti akan ada kemudahan.

#BantuAmirahSekolah

Penulis, Guru SMK Telkom Medan & Dosen Politeknik Ganesha Medan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun